Nokia: Krisis Chip Semikonduktor Global Akan Mereda Akhir Tahun Ini
Nokia memprediksi krisis chip semikonduktor global akan mulai mereda akhir tahun ini.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, HELSINKI – Nokia memperkirakan krisis chip semikonduktor global akan mulai mereda akhir tahun ini.
Dilansir dari Reuters, Kamis (21/7/2022) krisis chip semikonduktor yang dimulai saat puncak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 telah mempengaruhi berbagai industri, termasuk telekomunikasi.
Nokia memperkirakan tekanan terhadap pasokan chip semikonduktor akan mereda di paruh kedua 2022 dan paruh pertama tahun depan.
"Arah keseluruhan dalam industri semikonduktor saat ini berada di situasi yang positif, tetapi kami terus mengalami kendala pada kuartal kedua," kata Pekka Lundmark, CEO Nokia dalam sebuah wawancara.
"Buku pesanan kami akan memungkinkan pertumbuhan yang lebih cepat jika ada lebih banyak komponen yang tersedia." tambahnya.
Baca juga: Krisis Chip Semikonduktor, Inden Skuter Matic Entry Level AHM Jadi Lebih Lama
Gangguan rantai pasokan juga menyebabkan peningkatan biaya, mengikis margin, dan memaksa perusahaan untuk menaikkan harga.
Sementara itu, permintaan chip diperkirakan akan turun akhir tahun ini karena penjualan smartphone dan PC juga mengalami penurunan, sehingga meningkatkan pasokan ke industri lain.
Baca juga: Jerman Siap Tanam Investasi Industri Semikonduktor untuk Atasi Kelangkaan Chip
Margin Nokia turun sedikit pada kuartal tersebut, sedangkan pendapatan inti kuartalan Ericsson meleset dari ekspektasi.
"Menyusul peringatan margin minggu lalu dari rekan Ericsson, kami pikir Nokia berkinerja baik dalam menghadapi risiko inflasi dan rantai pasokan. Kami juga terus melihat peluang ekspansi margin yang kuat di luar hambatan jangka pendek," tulis analis Citi dalam sebuah laporan penelitian.
Baca juga: Saat Krisis Semikonduktor Melanda, Apple Justru Tancap Gas Rilis Chip M2
Nokia menegaskan, prospek penjualan bersih selama setahun penuh berkisar antara 23,5 miliar euro hingga 24,7 miliar euro, dan panduan margin operasi yang sebanding dari 11 persen hingga 13,5 persen.
Di sisi lain, laba operasional Nokia pada kuartal kedua mengalami kenaikan dari 682 juta euro tahun lalu menjadi 714 juta euro, mengalahkan perkiraan rata-rata 636,52 juta euro dari 11 analis yang disurvei oleh Refinitiv.