Agar Makin Mawas, Pelajar Perlu Kenali Fitur dan Standar Komunitas di Media Sosial
Menkominfo Jhonny G Plate menjelaskan kementerian yang dipimpinnya juga fokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan diikuti 444 siswa dan guru di Kota Bandar Lampung, Jumat 22 Juli 2022.
Program literasi digital #Makin Cakap Digital ini dikemas dalam formay webinar bertajuk Yuk Kenali Fitur dan Standar Komunitas Media Sosial untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman. Survei Literasi Digital di Indonesia tahun 2021 menyebutkan, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia di angka 3,49 dari skala 1-5 alias dalam kategori Sedang.
Sementara, berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5 persen dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7 % dari total populasi Indonesia.
Baca juga: Dalam 5 Hari, Kominfo akan Blokir Platform Digital yang Belum Daftar PSE
"Masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni," ujar Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijadi Pangerapan saat memberikan sambutan di awal webinar.
“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Yang
artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” imbuhnya
Menkominfo Jhonny G Plate dalam kesempatan sama menjelaskan kementerian yang dipimpinnya juga fokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan.
“Sejak dilaksanakan tahun 2017, program lieterasi digital telah menjangkau lebih dari 12,6 juta masyarakat, setidaknya di tahun 2022 ini akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kementerian Kominfo juga akan berfokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. Para peserta akan diberikan pelatihan literasi berdasarkan pada empat pilar,” ujarnya.
Untuk webinar Sektor Pendidikan Wilayah Webinar menampilkan narasumber Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, H. Johan Yusuf yang membawakan materi Etika Digital yang berjudul Literasi Digital Era 5.0 untuk Pembelajaran di Madrasah.
Dia mengatakan, keunggulan dari media digital untuk pendidikan yakni dapat menambah keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Metode yang diterapkan lebih praktis sehingga guru
maupun peserta didik dapat lebih optimal dalam belajar mengajar.
“Kehadiran pendidik dalam mendampingi siswa dapat menambah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran lebih aktif, sehingga siswa lebih memahami pelajaran yang selama ini dianggap sulit,“ kata Johan Yusuf.
Baca juga: Kenapa Kominfo Tak Langsung Blokir Platform Asing yang Belum Daftar PSE? Ini Penjelasan Dirjen
Narasumber lainnya adalah Bevaola Kusumasari dosen Fisipol Universitas Gajah Mada yang membawakan materi Cakap Digital berjudul Yuk Kenali Fitur dan Standar Komunitas Media Sosial.
Dia memaparkan tindakan yang dapat dilakukan untuk melawan banjirnya konten negatif adalah dengan membedakan motivasi dalam mencari informasi, mengendalikan keinginan dalam mengakses informasi, menjala informasi yang bermanfaat, serta jangan mengakses informasi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Menjadi cakap digital hukumnya wajib, adik-adik akan menggunakan kecakapan digital karena sekarang semua dikerjakan di HP dan laptop, yang harus diperhatikan kesehatan mata. Kita memahami literasi
digitalisasi, jika kita mengetahui, kita bisa bermanfaat bagi orang lain," ujar Bevaola Kusumasari.
Narasumber lain, content creator Tri Andeni yang juga dikenal dengan nama Kang Review membawakan materi Budaya Digital. Dia menjelaskan, sebelum membagi konten di media sosial, harus mengetahui apa yang dibagikan.
“Kita harus tau konten apa yang kita share ketika mengupdate konten, memilih konten yang negatif berharap viral tapi sebenarnya itu tidak baik. Kita harus mengupgrade diri kita untuk mempelajari fitur dan alat bantu untuk cakap digital, karena digunakan juga di sekolah maupun perkuliahan,“ ujarnya.