Hindari Unggah di Media Sosial saat Emosional Tidak Stabil, Berikut Bahayanya
Sebaiknya pengguna internet memikirkan ulang sebelum memposting sesuatu dikala sedang marah, sedih, galau dan tidak yakin fakta.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Managing Director IMFocus Digital Consultant Alex Iskandar menyampaikan pentingnya menghindari mengunggah di media sosial saat dalam kondisi emosional tidak stabil.
Alex mengimbau sebaiknya pengguna internet memikirkan ulang sebelum memposting sesuatu dikala sedang marah, sedih, galau dan tidak yakin fakta.
"Rekam jejak digital sifatnya abadi. Tidak bisa hilang dan tidak bisa ditarik ulang," ujar Alex dalam diskusi daring, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: Ada Batasan Saat Berekpresi di Media Sosial
Menurut Alex, tidak perlu mencari musih di dunia maya. Penting untuk melaporkan hoaks, apabila terdapat informasi yang mengandung perundungan online lebih cakap dan lebih bijak lagi dalam menggunakan sosial media.
Relawan TIK Made Winardana juga menjelaskan dalam menggunakan sosial atau media digital tidak ada yang sifatnya aman 100 persen. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resikonya seminimal mungkin.
"Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital, selalu berfikir kritis tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet, Tetap berhati-hati dalam mengabaikan berita, pastikan informasi yang benar," tutur Made.
Kepala Sekolah SMAN 1 Dawan I Ketut Langkir menambahkan dalam berselancar di dunia digital pastinya ada aturan-aturan yang harus dipahami oleh setiap penggunanya.
Baca juga: Genjot Penjualan, Pelaku Usaha Online Diminta Terus Perbanyak Konten di Media Sosial
"Agar menciptakan lingkungan yang kondusif pada saat kita menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari hal itu sudah diatur dalam UU ITE dan terdapat perbuatan yang dilarang dan bisa dipidana apabila kita tidak bijak dalam menggunakanny," terangnya.
Hal tersebut disampaikan saat webinar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan tema "Etika berjejaring: Jarimu Harimaumu!". Webinar ini diikuti oleh lebih dari 400 partisipan kaum muda milenial.