Facebook Dikabarkan Akan PHK 12 Ribu Karyawan, Mark Zuckerberg Berharap Ekonomi Stabil
15 persen dari tenaga kerja perusahaan Facebook dapat dipangkas dalam beberapa minggu ke depan.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Para eksekutif Facebook berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara diam-diam dengan memberi penilaian atas kinerja buruk kepada sejumlah karyawan.
Beberapa karyawan mengatakan kepada situs berita Insider, di mana 15 persen dari tenaga kerja perusahaan dapat dipangkas dalam beberapa minggu ke depan.
Selain itu, seorang karyawan juga mengatakan, manajer di seluruh perusahaan diminta untuk memilih setidaknya 15 persen dari tim mereka yang dikategorikan membutuhkan dukungan.
Dengan rencana mem-PHK 15 persen, berarti Facebook akan kehilangan sebanyak 12.000 pekerjanya.
Baca juga: Tutup 11 Podcast, Spotify PHK 5 Persen Pegawainya
Sementara itu, mereka yang dianggap membutuhkan dukungan secara luas dianggap gagal memenuhi tujuan kinerja.
Karyawan ini kemudian dikenakan persyaratan baru di bawah rencana peningkatan kinerja (PIP) yang dipandang sebagai awal dari kehilangan pekerjaan.
"Ini mungkin terlihat seperti mereka pindah, tetapi kenyataannya mereka dipaksa keluar," kata seorang karyawan Facebook.
Pekan lalu, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan kepada karyawannya bahwa perusahaan telah membekukan perekrutan baru.
Dilansir dari New York Post, Sabtu (8/10/2022) Zuckerberg menyebut hambatan ekonomi yang memicu perusahaan untuk melakukan restrukturisasi.
"Kami berharap agar ekonomi dapat lebih stabil, tetapi dari apa yang kami lihat sepertinya belum, jadi kami ingin merencanakan agak konservatif," kata Zuckerberg
Zuckerberg juga menambahkan bahwa Meta akan memangkas anggaran di semua departemen dan anak perusahaannya, termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Di samping itu, penurunan ekonomi global dan adanya proyeksi suram di waktu yang akan datang juga memaksa perusahaan membatalkan rencana untuk memperluas jejak real estat komersialnya di New York.