ByteDance Perluas Ekspansi di Layanan Streaming Musik, Spotify Ketar-ketir
Langkah yang diambil ByteDance agar platform musiknya yakni Resso dapat bersaing dan mengungguli Spotify dan Apple Music
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CHINA – ByteDance, perusahaan induk TikTok dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan label musik untuk memperluas ekspansinya di layanan streaming musik secara global.
Langkah yang diambil ByteDance agar platform musiknya yakni Resso dapat bersaing dan mengungguli para pemimpin industri musik terpopuler lainnya seperti Spotify dan Apple Music, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/10/2022).
Meski hingga kini ByteDance belum memberikan tanggapannya atas ekspansi tersebut, namun melansir dari Reuters rencananya raksasa teknologi asal China ini akan mengintegrasikan layanan streaming musik Resso dalam layanan video pendek TikTok.
Baca juga: Kalahkan Apple Music dan Youtube, Spotify Jadi Jawara Pasar Streaming Musik Dunia
Agar dapat membantu para kreator TikTok mendapatkan lebih banyak pundi-pundi pemasukan dengan konten yang telah mereka buat.
Tak hanya itu ekspansi tersebut juga dimaksudkan agar Resso dapat menjadi platform yang dapat mendistribusikan musik secara global.
Sebelum melakukan perluasan pada layanan musik, ByteDance selama beberapa bulan terakhir diketahui telah aktif melakukan pembicaraan untuk memperluas peluncuran layanan streaming musik Resso di sejumlah wilayah.
Tercatat hingga saat ini Resso telah tersedia bagi masyarakat India, Indonesia dan Brasil, rencananya ByteDance akan kembali memperluas penyebaran layanan musiknya ke Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya.
Imbas dari rencana ekspansi yang digagas ByteDance, pergerakan saham Spotify diperdagangkan datar dalam perdagangan after market pada Kamis (13/10/2022)
Selain memperluas layanan, ByteDance sebagai salah satu perusahaan teknologi swasta dengan valuasi paling besar di dunia, selama beberapa bulan terakhir telah meluncurkan berbagai rencana insentif tahun ini. Di antaranya program pembelian saham atau buyback yang dilakukan pada awal tahun 2022.
Baca juga: Tak Terpengaruh Ketegangan Konflik AS - China, Microsoft Ajak Bytedance Kembangkan Aplikasi AI
Opsi buyback ditawarkan kepada karyawan seharga 155 dolar AS per unit saham, upaya tersebut dilakukan untuk memotivasi karyawan di tengah pertumbuhan yang melambat dan ketidakpastian ekonomi, akibat pembatasan ketat Covid-19 dan tindakan keras AS terhadap Tiongkok hingga mengurangi pendapatan serta prospek penilaian banyak perusahaan teknologi di negara tersebut.