Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Laporan Digital Civility Index, Warga Indonesia Pengguna Medsos Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara

Laporan berjudul Digital Civility Index, Microsoft mengumumkan warganet Indonesia adalah pengguna media sosial paling tidak sopan se-Asia Tenggara

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Laporan Digital Civility Index, Warga Indonesia Pengguna Medsos Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (22/5/2022). Laporan Digital Civility Index, Warga Indonesia Pengguna Medsos Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berinteraksi di dunia maya membutuhkan standar etika layaknya berinteraksi di dunia nyata.

Tanpa etika, pengguna ruang digital rentan terpapar konten negatif yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain sehingga kecakapan digital tentang etika dibutuhkan agar berselancar di dunia maya menjadi aman dan nyaman.

Hal ini menjadi benang merah webinar yang mengambil tema “Menjadi Generasi yang Beretika dan Beradab di Tengah Kemajuan Teknologi Digital di Makassar, Sulawesi Selatan.

Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Ketua Bidang Ekonomi Digital dan UMKM Sobat Cyber Indonesia Muhammad Miqdad Nizam Fahmi; dosen dan CTO MEC Indonesia Dedy Triawan; serta Pengurus Bidang Kemitraan dan Legal Relawan TIK Provinsi Bali I Komang Suartama.

Muhammad Miqdad Nizam Fahmi mengatakan, saat ini jumlah pengguna media sosial yang aktif di Indonesia tercatat sebanyak 191,4 juta orang namun ada permasalahan etika warganet Indonesia di dunia digital.

Dalam laporan berjudul Digital Civility Index, Microsoft mengumumkan warganet Indonesia adalah pengguna media sosial paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Berita Rekomendasi

Masih berdasar survei tersebut, tiga risiko utama di ruang digital yang banyak dihadapi warganet Indonesia adalah hoaks dan scam, ujaran kebencian dan diskriminasi.

Baca juga: David Suryadi Menginspirasi dari Foto-foto Petualangannya di Media Sosial

“Patut disadari bahwa pengguna di ruang digital datang dari berbagai lokasi dengan adat-istiadat, budaya, pemahaman, maupun latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Jadi perlu berhati-hati dalam menyebar informasi ke publik dan gunakan etika saat berkomunikasi dengan siapapun di ruang digital,” kata Miqdad.

Pengurus Bidang Kemitraan dan Legal Relawan TIK Provinsi Bali I Komang Suartama mengatakan, apabila tidak menggunakan etika bermedia sosial, maka pengguna tersebut rentan terpapar hoaks, ujaran kebencian, pornografi, perundungan siber, maupun konten negatif lainnya.

Bahkan, untuk sekadar bercakap di aplikasi percakapan, misalnya, dibutuhkan etika seperti pilihan waktu, menggunakan bahasa yang baik dan benar, mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan jangan lupa mengucapkan terima kasih sebagai penutup.

“Berhati-hatilah dengan typo atau salah ketik sebab apabila itu terjadi bisa timbul salah paham antar pelaku yang terlibat percakapan,” tutur Komang.

Komang menambahkan, etika lain yang diperlukan adalah memberi komentar di media sosial tanpa menyinggung SARA, tidak menjelekan orang lain, dan tidak mengandung muatan pornografi.

Adapun untuk menghargai karya dan hak cipta orang lain, sebaiknya mencantumkan sumber apabila mengunggah tulisan, foto, video, atau gambar karya orang lain.

Dedy Triawan mengingatkan pentingnya menjaga rekam jejak digital saat beraktivitas di dunia maya. Jejak digital adalah jejak yang ditinggalkan, baik itu sengaja maupun yang tidak disengaja, saat kita beraktivitas di internet. Jejak digital bisa menjadi celah masuknya potensi kejahatan siber apabila tidak diperhatikan dengan baik.

“Lalu, amankan perangkat untuk menjaga data pribadi kita bocor ke dunia maya. Caranya adalah dengan menggunakan kata sandi yang kuat, berupa kombinasi huruf dan angka, dan secara rutin berkala mengganti kata sandi tersebut,” tutur Dedy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas