Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Badai PHK Melanda Perusahaan Teknologi, 'Wintertech' Dimulai, Masa Sulit Telah Datang

GoTo dan Ruangguru PHK karyawan. Kebijakan PHK karyawan merupakan salah satu pilihan untuk efisiensi di perusahaan digital.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
zoom-in Badai PHK Melanda Perusahaan Teknologi, 'Wintertech' Dimulai, Masa Sulit Telah Datang
IST
Ilustrasi startup. Pemutusan hubungan kerja (PHK) melanda dua perusahaan teknologi tanah air dalam satu hari. Dua perusahaan tersebut yaitu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Ruangguru.  

Terkait hal tersebut, Pakar bisnis Rhenald Kasali menjelaskan, PHK di GoTo tak ada hubungannya dengan resesi ekonomi global.

“Ancaman resesi global yang terus didengungkan, kalau dipercaya, bisa menimbulkan resesi sungguhan. Eksekutif yang kurang piawai bisa gegabah melakukan pemotongan besar-besaran, dan nanti bisa sebaliknya: menimbulkan Distrust dan penurunan kinerja," kata Rhenald Kasali, Jumat (18/11/2022).

Rhenald Khasalimenyayangkan pernyataan sejumlah pihak yang gegabah menyebarluaskan ketakutan resesi yang seakan-akan sudah di depan mata.

Padahal 'sesuatu' itu belum terjadi, tapi kita sudah dipaksa mempercayainya dan seakan sudah merasakannya. “Itu namanya Trust Recession, bukan Economic Recession,” tambahnya.

GoTo Memangkas 1.300 Orang

Untuk membuat publik percaya ada pihak yang mengkaitkan dampak ekonomi dari resesi akibat pandemi yang lalu, dengan resesi tahun depan yang konon sudah dirasakan di Jawa Barat. Dikabarkan sudah ribuan pekerja tekstil, garmen dan alas kaki yang tujuannya ekspor terdampak PHK.

Menurut Rhenald, berita yang tak kalah heboh muncul siang ini yang mengabarkan GoTo baru saja mengumumkan PHK terhadap 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari karyawannya.

BERITA TERKAIT

Sontak semua orang berpaling pada ancaman resesi yang sudah gencar disampaikan sejumlah pihak.

“GoTo menyatakan, keputusan sulit ini tidak dapat dihindari (18/11/2022). Dijelaskan, tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Apalagi kemarin Pemerintah Inggris mengumumkan secara resmi memasuki resesi," ujarnya.

Resesi sendiri ada dua macam, lanjut pakar ekonomi bisnis UI ini. Ada Economic Recession seperti yang dialami Inggris dan ada Trust Recession yang sekarang dipaksakan ke dalam otak kita seakan-akan resesi terjadi di sini. Economic Recession adalah terminologi makro, yang ditandai dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi (negatif), dua kuartal berturut-turut.

Rhenald menjelaskan, dalam ekonomi makro, resesi bukanlah sebuah aib. Hal itu merupakan bagian alami pergerakan ekonomi, yang bersifat dinamis. Kadang perekonomian itu naik, kadang turun. Yang penting, saat turun lakukan langkah-langkah preskriptif secara disiplin.

"Lagi pula kalaupun resesi, dunia tak akan resesi selamanya, kecuali mereka terlibat dalam konflik (perang) secara berkelanjutan,” tambah pendiri Rumah Perubahan ini.

Yang ramai kita bincangkan adalah resesi kedua yang dikenal sebagai Trust Recession, semacam quasi recession (resesi semu/palsu).

“Ini adalah sebuah gejala psikologis yang datang dari rasa cemas atau takut yang berlebihan (dari orang yang menarasikan atau yang menyebarluaskan). Kadang gejala ini juga disebut sebagai the negativity bias. Belum lagi resesinya datang, tapi bayangan gelapnya sudah disambut, dipeluk dan dipamerkan sebagai hantu hitam yang 'keren'.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas