Setahun Melantai di Bursa, Ini Empat Pencapaian Mitratel di Bisnis Infrastruktur Telko
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan ada empat capaian yang berhasil diraih perseroan dalam masa setahun pasca IPO
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel genap satu tahun melantai di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan ada empat capaian yang berhasil diraih perseroan dalam masa setahun pasca mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada 22 November 2021.
Di antaranya, yang pertama, perusahaannya kini menjadi perusahaan penyedia tower telekomunikasi independent terbesar di Asia Tenggara dengan 28 persen sahamnya dikuasai publik.
Baca juga: Genjot Kinerja, Mitratel Fokus Kembangkan Ekosistem Bisnis Tower Seluler
“Mitratel telah menyiapkan insfrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, connectivity (fiber dan satellite) dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memberikan solusi yang terlengkap dan terintegrasi untuk seluruh operator telekomunikasi,” ungkap Teddy di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Menurut Teddy, secara global tren bisnis menara telekomunikasi bergeser dari Towerco menjadi Digital Infraco di masa depan, untuk menyediakan layanan seluler dan menumbuhkan ekosistem digital.
Di Indonesia, Towerco telah bergerak untuk menangkap potensi pertumbuhan penyediaan infrastruktur digital, guna mendorong pertumbuhan bisnis di masa depan. Terutama terkait penyediaan infrastruktur fiber optic untuk mendukung layanan seluler (4G/5G) dan ekosistem digital.
“Mitratel, sebagai bagian dari Telkom Group akan senantiasa mengambil peran dalam menyiapkan roadmap ke Digital Infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur fiber optic/tower fiberisation,” Teddy menjelaskan.
Kedua, perseroan kini menjadi perusahaan provider menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan menara, melalui berbagai pembangunan tower dan aksi korporasi.
Baca juga: XL Axiata Berikan Layanan Telepon Gratis Bagi Korban Gempa Cianjur
“Tenancy ratio MTEL 1,44x dan 58 persen tower di luar Jawa menjadi ruang pertumbuhan dengan perluasan layanan operator seluler ke seluruh Indonesia,” Teddy mengungkapkan.
Hingga kuartal III 2022, Mitratel tercatat total memiliki 35.051 tower telekomunikasi, setelah perseroan sukses mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) beberapa waktu lalu.
Ketiga, menurut Teddy, Mitratel memiliki leverage rendah dan tanpa eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing.
Perseroan cukup tangguh terhadap eksposur makro ekonomi dengan catatan net-debt to EBITDA 1,7x, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100% dan seluruh utang dalam mata uang rupiah.
“Keempat, MTEL juga jadi perusahaan terdepan di industri dengan tingkat investasi yang sangat baik,” ujar Teddy.