Produksi iPhone Seri Pro Anjlok 6 Juta, Imbas Eksodus Karyawan Pabrik Zhengzhou
penurunan ini terjadi sebagai buntut dari kerusuhan yang berkepanjangan akibat penolakan kebijakan lockdown di pusat manufaktur utama Apple
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Kerusuhan yang berujung aksi eksodus atau pengunduran diri massal yang terjadi di pabrik pembuatan iPhone Foxconn di Zhengzhou, memicu anjloknya produksi iPhone Pro sebanyak 6 juta unit di sepanjang tahun ini.
Menurut seseorang yang mengetahui terkait operasi perakitan di pabrik Apple, menjelaskan bahwa penurunan ini terjadi sebagai buntut dari kerusuhan yang berkepanjangan akibat penolakan kebijakan lockdown di pusat manufaktur utama Apple.
Penguncian atau pengetatan wilayah awalnya sengaja diterapkan pemerintah China untuk menekan penyebaran Covid-19 yang beberapa pekan terakhir terus mengganas, namun sayangnya kebijakan lockdown memicu aksi kabur para buruh yang bekerja di pabrik produsen iPhone, Foxconn di kota Zhengzhou, China.
Baca juga: Pabrik Foxconn Terganggu Lockdown China, Warga AS Sulit Dapatkan iPhone Terbaru di Black Friday
Mereka yang panik nekat melarikan diri dengan memanjat tembok pembatas dan berjalan ratusan kilometer, setelah pemerintah Xi Jinping memaksa ribuan staf untuk melakukan penguncian atau lockdown di tempat kerja dan melarang pekerja keluar dari kawasan pabrik Zhengzhou.
Munculnya ketegangan di fasilitas tersebut bahkan memicu terjadinya kerusuhan yang melibatkan ratusan karyawan Foxconn dengan petugas keamanan setempat.
Situasi ini lantas makin menambah aksi eksodus yang kian meluas, hingga pabrik Foxconn mengalami kemunduran lantaran gagal memenuhi permintaan produksi khususnya pada unit perangkat iPhone 14 Pro dan Pro Max, serta handset Apple.
Tak hanya itu produksi model iPhone 14 biasa juga turut anjlok, dari target awal dipatok 90 juta unit turun menjadi sekitar 87 juta unit, seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Baca juga: Ditinggal 20.000 Karyawan, Pabrik iPhone Foxconn Terancam Gagal Produksi
"Ini menunjukkan bahwa setiap orang, bahkan Apple, rentan terhadap kendala rantai pasokan di China akibat Covid," kata Anshel Sag dari Moor Insights & Strategy.
Sebelum Apple melaporkan pengurangan target produksi, Analis Morgan Stanley awal bulan ini telah memproyeksikan bahwa Apple akan mengalami kekurangan produksi pada model iPhone Pro sekitar 6 juta, akibat penguncian wilayah.
Imbas penurunan produksi, kerugian Apple diperkirakan telah mencapai 1 miliar dolar AS atau setara Rp15 triliun per minggu (satuan kurs Rp 15.731), sementara itu pada awal perdagangan pre market di New York pada pekan ini saham Apple terpantau turun 1,9 persen. Memperpanjang penurunan saham milik Apple yang telah anjlok 17 persen di sepanjang tahun ini.
Direktur pelaksana penelitian ekuitas di Wedbush Securities, Daniel Ives, menyatakan kerugian Apple diprediksi dapat membengkak seiring dengan penghentian produksi yang berlangsung di pabrik Foxconn. Namun kondisi tersebut dapat berbalik apabila produksi di Foxconn Technology Group di percepat.
Baca juga: Pabrik Foxconn Terganggu Lockdown China, Warga AS Sulit Dapatkan iPhone Terbaru di Black Friday
Lebih lanjut, Apple diketahui mulai mendorong produksi di sejumlah cabang guna mencegah terjadinya pembengkakan kerugian, salah satunya dengan meningkatkan produksi iPhone di lokasi manufaktur alternatif India dan Vietnam.