Grab Tunda Kenaikan Gaji Manajer Senior dan Potong Anggaran Perjalanan
Grab menunda kenaikan gaji untuk manajer senior serta pemotongan anggaran perjalanan
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Perusahaan layanan transportasi dan pengiriman makanan terbesar di Asia Tenggara, Grab Holdings, melakukan pemotongan biaya operasional untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi global.
Langkah-langkah tersebut termasuk membekukan sebagian besar perekrutan karyawan, menunda kenaikan gaji untuk manajer senior serta pemotongan anggaran perjalanan dan pengeluaran, kata salah satu pendiri dan CEO Grab Anthony Tan dalam memo yang dikirim kepada staf perusahaan pada Rabu (14/12/2022).
Dilansir dari Reuters, Grab telah mencoba membendung kerugian dengan menutup beberapa unit bisnisnya tahun ini dan mengurangi pengeluaran untuk insentif, sebuah langkah terbaru yang menggarisbawahi sejauh mana perusahaan ini bersiap menghadapi kondisi yang lebih sulit di tahun depan.
Tan mengatakan dalam memo tersebut, Grab akan "membekukan sebagian besar permintaan pekerjaan terbuka saat ini yang tidak dalam tahap penawaran", namun dia menambahkan "permintaan pekerjaan untuk mengisi peran penting akan disetujui".
Dia mengatakan manajer senior tidak akan memenuhi syarat untuk kenaikan gaji dalam penilaian mereka yang akan datang, sementara anggaran perjalanan dan pengeluaran akan dikurangi 20 persen lagi dari panduan terakhir.
"Tidak satu pun dari keputusan ini yang mudah, tetapi dimaksudkan untuk membantu kami menjadi lebih ramping dan bugar, karena kami mempercepat lebih cepat menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan," kata Tan.
Dia menambahkan bahwa, karyawan Grab "perlu mengadopsi pola pikir hemat dan hati-hati saat kita mempersiapkan diri untuk tahun 2023."
Baca juga: Keamanan Perjalanan jadi Prioritas, Grab Kembangkan Puluhan Fitur Keselamatan
Grab yang saat ini telah berusia satu dekade tercatat memiliki 8.000 karyawan pada akhir tahun lalu.
Perusahaan ini dan pesaingnya seperti PT GoTo Gojek Tokopedia, telah diuntungkan oleh ledakan layanan pesan-antar makanan selama pandemi Covid-19, namun pertumbuhan bisnisnya melambat dan bisnis transportasi online belum pulih ke tingkat pra-pandemi.
GoTo mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 1.300 karyawan, atau 12 persen dari tenaga kerjanya pada November, bergabung dengan gelombang PHK di perusahaan teknologi lainnya.
Baca juga: Daftar CEO Top Dunia yang Akan Hadiri Seminar B20 di Bali, Ada Elon Musk hingga Bos Grab
Perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara Shopee juga melakukan PHK terhadap tenaga kerjanya di berbagai negara, dan menutup beberapa operasi bisnisnya di luar negeri, karena perusahaan induknya Sea Limited sedang berjuang melawan kerugian.
Harga saham Grab turun 50 persen pada tahun ini, sementara GoTo merosot 75 persen di tengah aksi jual global di sektor teknologi serta kekhawatiran investor mengenai profitabilitas dan pertumbuhan yang lebih lambat.
Pada September, Chief Operating Officer Grab, Alex Hungate, mengatakan perusahaan tidak berharap akan melakukan PHK massal. Sebaliknya, Grab akan merekrut karyawan secara selektif, sambil mengekang ambisi layanan keuangannya.