Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Data Twitter Dibobol Hacker, Elon Musk Diminta Bayar Tebusan Rp 3,1 Miliar

Sebanyak 400 juta data pengguna di Twitter dilaporkan telah diretas oleh seorang hacker berinisial Ryushi, pada Rabu (27/12/2022).

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Data Twitter Dibobol Hacker, Elon Musk Diminta Bayar Tebusan Rp 3,1 Miliar
AFP
Elon Musk dan logo Twitter 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Sebanyak 400 juta data pengguna di Twitter dilaporkan telah diretas oleh seorang hacker berinisial Ryushi, pada Rabu (27/12/2022).

Peretasan ini diketahui publik usai Ryushi mengklaim telah mengambil data pribadi lebih 400 juta pengguna Twitter, termasuk alamat email, nama pengguna, jumlah pengikut, tanggal pembuatan akun, dan nomor telepon.

Tak hanya masyarakat umum peretasan ini juga menyasar tiga puluh tujuh akun para selebriti papan atas, politisi, jurnalis internasional, serta perusahaan kondang global dan lembaga pemerintah, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez, Donald Trump JR, Mark Cuban, Kevin O'Leary, dan Piers Morgan.

Baca juga: Kerugian Tesla Sepanjang 2022 Tembus 69 Persen, Imbas Aksi Jual Saham Elon Musk

Dalam postingan terbarunya Ryushi mengancam Elon Musk selaku CEO baru Twitter untuk membayarkan uang tebusan senilai 200.000 dolar AS atau sekitar Rp 3,1 miliar (satuan kurs Rp 15,763) agar tersebut bisa dikembalikan ke Twitter.

Sehingga Twitter dapat menghindari tagihan denda dari Regulasi Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa, karena gagal sistem Twitter gagal melindungi data pengguna.

Apabila Musk tak kunjung membayarkan uang diminta, Ryushi mengancam akan menjual data tersebut senilai 60 ribu dolar AS per data kepada pemain kriminal untuk melancarkan serangan phishing, penipuan crypto, dan serangan BEC.

Berita Rekomendasi

"Twitter atau Elon Musk jika Anda membaca ini, Anda sudah mempertaruhkan denda GDPR atas pelanggaran 5,4 juta yang menggambarkan denda sumber pelanggaran pengguna 400 juta," tulis Ryushi dalam posting di forum Telegram.

Baik Elon Musk maupun Twitter, hingga kini masih belum menanggapi isu peretasan yang menimpa perusahaan sosial media berlogo burung biru itu.

Menurut informasi yang dihimpun The Guardian, peretasan itu diambil dari data tahun 2021 dengan menggunakan kerentanan API yang telah diperbaiki Twitter pada Januari 2022.

“Saya mendapatkan akses dengan eksploit yang sama yang digunakan untuk kebocoran data 5,4 juta. Saya berbicara dengan penjualnya dan dia mengonfirmasi bahwa itu ada di alur masuk twitter", ujar Ryushi.

Dengan memanfaatkan kerentanan ini, Ryushi mengungkap bahwa pihaknya berhasil membobol ID dan IP pengguna Twitter untuk mengetahui data profil publik dan pribadi pengguna platform burung biru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas