Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Bobol Rekening Lewat Undangan Pernikahan Digital, Tabungan Ludes dalam Sekejap

Penipuan online dengan mengirimkan file berformat APK melalui pesan WhatsApp ini menjadi modus baru.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bobol Rekening Lewat Undangan Pernikahan Digital, Tabungan Ludes dalam Sekejap
Istimewa
Ilustrasi penipuan link undangan nikah. 

Alfons melanjutkan, saat APK berbahaya ini dijalankan, sebenarnya akan muncul beberapa peringatan.

Jika peringatan tersebut diabaikan, maka akan muncul peringatan lain saat memberikan akses SMS kepada aplikasi yang akan diinstal.

Bukan hanya SMS, tetapi juga peringatan untuk memberikan ases data dokumen dan foto perangkat kepada aplikasi berbahaya.

Namun demikian, kemungkinan masyarakat tidak terbiasa memperhatikan peringatan tersebut dan dengan mudah memberikan persetujuan atau "Allow" tanpa membaca maupun mengerti akibatnya.

Selanjutnya, aplikasi yang berhasil terinstal pun akan menjalankan aksinya untuk mencuri saldo korban.

"Undangan pernikahan palsu dari penipu ini akan membuat hati Anda hancur karena saldo Anda akan dikuras habis," kata Alfons.

Alfons menerangkan, sebenarnya instal aplikasi saja tidak cukup untuk mengakses akun m-banking korban.

Baca juga: Korban Penipuan Penggandaan Kekayaan Wowon Cs Berjumlah 11 Orang, Semuanya TKW

BERITA TERKAIT

Sebab, mengakses akun membutuhkan user ID, kata sandi, PIN persetujuan transaksi, dan OTP.

"Jadi menjadi pertanyaan besar adalah darimana kriminal ini bisa mendapatkan kredensial mobile banking korbannya karena APK jahat ini hanya bisa mencuri SMS OTP," tanya Alfons.

Menurut dia, ada beberapa kemungkinan dari mana penipu mendapatkan data kredensial pemilik akun m-banking.

Pertama, didapat dari aksi phishing sebelumnya. Misalnya, aksi yang menipu korban dengan menyatakan bahwa biaya transfer bulanan berubah menjadi Rp 150.000.

Korban yang tertipu pun akan diarahkan untuk mengisi sejumlah data-data penting yang cukup untuk mengambil alih akun m-banking.

Kemungkinan kedua, lanjut Alfons, pengelolaan dan pengamanan data kredensial dari penyelenggara m-banking kurang baik, sehingga bisa bocor dan jatuh ke tangan penipu.

"Memang ada komunikasi antara kelompok penipu yang mengeksploitasi m-banking ini dan mereka saling berbagi database," tutur dia.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas