Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Twitter di Ambang Kebangkrutan, Elon Musk Tutup Dua Kantor di India

Tak lama dari pengumuman tersebut dirilis dua kantor utama Twitter di India dinyatakan tutup, Twitter hingga kini belum mau menanggapi pertanyaan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Twitter di Ambang Kebangkrutan, Elon Musk Tutup Dua Kantor di India
OLIVIER DOULIERY / AFP
Foto ilustrasi Elon Musk dan logo Twitter 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Twitter resmi menutup dua dari tiga kantornya yang ada di India, penutupan ini dilakukan tepat setelah sang CEO yakni Elon Musk mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 90 persen stafnya yang ada di cabang India.

Informasi ini pertama kali diketahui oleh salah satu sumber kepercayaan Bloomberg, usai salah perusahaan menghimbau para staff yang tersisa di Twitter Mumbai dan New Delhi untuk bersiap mengemasi barang-barang mereka pada Kamis (16/2/2023).

Tak lama dari pengumuman tersebut dirilis dua kantor utama Twitter di India dinyatakan tutup, Twitter hingga kini belum mau menanggapi pertanyaan publik mengenai alasan penutupan dua kantor cabang di India.

Baca juga: Elon Musk: Akses Twitter di Turki Segera Pulih Kembali

Namun banyak pihak yang berasumsi penutupan kantor yang dilakukan Twitter buntut dari kebangkrutan yang dialami platform berlogo burung biru itu.

Terlebih dibulan sebelumnya Twitter sempat menutup kantor di cabang Singapura, London dan California usai perusahaan menunda pembayaran sewa gedung senilai ratusan miliaran dolar selama berbulan – bulan.

Kemunduran Twitter

Berita Rekomendasi

Meski Elon Musk telah menepis isu negatif terkait kebangkrutan Twitter, namun menurut informasi yang beredar selama tahun 2022 kemarin perusahaan berlogo burung biru itu gagal membukukan lonjakan laba.

Tercatat sejak 2010 hingga 2022 pendapatan Twitter hanya 25 miliar dolar AS, jumlah tersebut menyusut drastis lantaran perusahaan mengalami pembengkakan biaya hingga 7,8 miliar dolar AS untuk penelitian dan pengembangan.

Kondisi tersebut kian diperparah dengan munculnya kebijakan – kebijakan kontroversial yang diberlakukan Musk pasca mengakuisisi Twitter, diantaranya seperti memblokir sejumlah akun Twitter jurnalis kenamaan serta melakukan pemecatan terhadap ribuan pegawai tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

Alasan ini yang kemudian membuat para pengiklan besar kabur meninggalkan Twitter, hingga pendapatan harian Twitter dari bisnis iklan anjlok mencapai 71 persen selama Desember kemarin.

Tak hanya itu saham Twitter diperdagangan Wall Street juga ikut menyusut sebesar 65 persen di sepanjang tahun 2022. Berbanding terbalik bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca juga: Turki Tolak Bantuan Elon Musk, Pejabat Ankara: Terima Kasih, Kapasitas Satelit Kami Masih Cukup

Munculnya tekanan ini yang membuat perekonomian Twitter mulai mengalami guncangan, sehingga platform berlogo burung biru itu gagal membayarkan utang pada para mitra dan investornya.

"Penurunan besar-besaran pendapatan karena pengiklan melarikan diri dari kekhawatiran tentang kemampuan Twitter untuk menyingkirkan konten yang tidak diinginkan. Platform ini juga mengalami gangguan dan kemarahan yang signifikan dari netizen selama beberapa bulan terakhir.” ujar Musk.

Sejumlah cara telah dilakukan Twitter untuk menggenjot pendapatan kuartalnya seperti merilis fitur berbayar, mengobral perabotan dan perkakas kantor, hingga memecat ribuan karyawan untuk menekan lonjakan biaya operasional .

Namun cara tersebut belum mampu mengangkat Twitter dari jurang kebangkrutan, diperkirakan pembengkakan utang Twitter akan terus bertambah mengingat kondisi ekonomi Twitter hingga saat ini belum mencatatkan peningkatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas