Makin Canggih, Komunikasi dalam Bisnis Digital Kini Pakai Robot Virtual
chatbot adalah program komputer yang mensimulasikan dan memproses percakapan manusia, baik secara lisan maupun tulisan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan inovasi teknologi kini semakin masif dengan adanya teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Satu di antara banyak inovasi yang hadir di era disrupsi digital ini adalah chatbot.
Perlu diketahui, pada tingkat paling dasar, chatbot adalah program komputer yang mensimulasikan dan memproses percakapan manusia, baik secara lisan maupun tulisan.
Memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan perangkat digital, seolah-olah berkomunikasi dengan orang secara sungguhan.
Dikutip dari laman Oracle, Rabu (12/4/2023), chatbot tidak hanya bisa tampak seperti program dasar yang menjawab pertanyaan sederhana dengan respons satu baris saja.
Namun juga mampu mampu menjelma secanggih asisten digital yang belajar dan berkembang untuk memberikan peningkatan level personalisasi saat mereka mengumpulkan dan memproses informasi.
Lalu bagaimana cara kerja chatbot?
Didorong oleh teknologi AI, aturan otomatis, pemrosesan bahasa alami (NLP), dan Machine Learning (ML), chatbots memproses data untuk memberikan respons terhadap semua jenis permintaan.
Chatbot meningkatkan efisiensi operasional dan menghemat biaya untuk bisnis sambil memberikan kenyamanan dan layanan tambahan untuk karyawan internal serta pelanggan eksternal.
Ini memungkinkan perusahaan untuk secara mudah menyelesaikan berbagai jenis pertanyaan dan masalah pelanggan sambil mengurangi kebutuhan akan interaksi manusia.
Melalui chatbot, bisnis dapat menskalakan, mempersonalisasikan, dan menjadi proaktif pada saat yang bersamaan, ini merupakan faktor pembeda yang penting.
Misalnya, saat hanya mengandalkan tenaga manusia, suatu bisnis hanya dapat melayani orang dalam jumlah terbatas pada satu waktu.
Namun demi menghemat biaya, bisnis yang memberdayakan tenaga manusia ini dipaksa untuk fokus pada model standar dan terbatas dalam kemampuan penjangkauan proaktif dan pribadi mereka.
Baca juga: China Rilis Regulasi untuk AI Generatif, Targetkan ChatGPT dan Layanan Chatbot Lainnya