Peringatan Bos Google Tentang Perkembangan Teknologi AI
Google kini sedang mengejar ketertinggalan dalam menanamkan teknologi AI generatif ke produknya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
"Harus ada konsekuensi untuk membuat video deepfake yang membahayakan masyarakat," katanya.
"Siapa pun yang pernah bekerja dengan AI untuk sementara waktu, Anda pasti menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang sangat berbeda dan sangat dalam sehingga kita membutuhkan peraturan masyarakat untuk memikirkan cara beradaptasi," imbuh Sundar Pichai.
Baca juga: Samsung Benamkan Teknologi AI di Kamera Galaxy A54, Seberapa Canggih?
Dalam wawancara tersebut, pewawancara Scott Pelley mencoba beberapa proyek AI milik Google dan mengatakan dia "tidak bisa berkata-kata".
Pelley juga merasa itu "meresahkan", mengacu pada kemampuan teknologi tersebut yang menyerupai manusia seperti produk chatbot AI yang dikembangkan Google, Bard.
"Kita perlu beradaptasi sebagai masyarakat untuk itu," kata Pichai kepada Pelley, seraya menambahkan pekerjaan yang akan terganggu oleh AI akan mencakup "pekerja pengetahuan", termasuk penulis, akuntan, arsitek, dan ironisnya, bahkan insinyur perangkat lunak.
"Sebagai contoh, Anda mungkin seorang ahli radiologi, jika Anda berpikir tentang lima hingga sepuluh tahun dari sekarang, Anda akan memiliki kolaborator AI bersama Anda. Anda datang di pagi hari, katakanlah Anda memiliki seratus hal yang harus diperiksa, ia akan berkata, 'ini adalah kasus paling serius yang harus Anda periksa terlebih dahulu'," kata CEO Google itu, yang dilansir dari CNBC.
Ketika memperingatkan konsekuensi AI, Pichai mengatakan skala masalah disinformasi dan berita serta gambar palsu akan "jauh lebih besar". Dia juga mengatakan bahwa "hal tersebut dapat membahayakan".
Google meluncurkan chatbot AI Bard sebagai produk eksperimental kepada publik pada bulan lalu. Peluncuran itu dilakukan menyusul pengumuman Microsoft pada Januari bahwa mesin pencarinya, Bing, akan menyertakan ChatGPT.
Namun, kekhawatiran akan konsekuensi dari kemajuan pesat ini juga telah sampai ke publik dan para kritikus dalam beberapa minggu terakhir.
Elon Musk, Steve Wozniak, dan puluhan akademisi menyerukan penghentian sementara pelatihan "eksperimen" yang terhubung ke model bahasa besar (LLM) yang "lebih kuat dari GPT-4", LLM unggulan OpenAI.
Lebih dari 25.000 orang telah menandatangani surat tersebut pada bulan lalu.
Ketika ditanya apakah masyarakat siap dengan teknologi AI seperti Bard, Pichai menjawab, "Di satu sisi, saya merasa tidak, karena kecepatan kita berpikir dan beradaptasi sebagai institusi masyarakat, dibandingkan dengan kecepatan perkembangan teknologinya, tampaknya ada ketidakcocokan."
Namun, dia mengaku optimis karena dibandingkan dengan teknologi lain di masa lalu, "jumlah orang yang mulai mengkhawatirkan implikasinya" sudah mulai muncul sejak dini.