Apa Itu Ransomware yang Buat Layanan BSI Sempat Eror, Jadi Korban Kelompok Lockbit 3.0
Ketika menjalankan aksinya, ransomware akan berusaha semaksimal mungkin mengenkripsi data penting, backup dan sistem penting.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Setelah 4 hari mengalami erorr, Manajemen BSI yakni jajaran Direksi langsung membeberkan dampak dan penyebabnya secara terbuka.
Baca juga: Mobile Banking Sempat Eror, BSI Buka Layanan 434 Kantor Cabang Akhir Pekan Ini
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, gangguan tersebut diduga imbas adanya serangan siber.
Diketahui, layanan kantor cabang perbankan, mobile banking, dan juga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tak dapat berjalan secara optimal.
"Kami menemukan indikasi adanya dugaan serangan siber, sehingga kami perlu melakukan evaluasi dan juga melakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan sistem kami aman yang ada di BSI," ucap Hery di Wisma Mandiri Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Untuk memastikan adanya serangan tersebut, BSI akan melakukan proses audit dan forensik digital.
Hery memastikan, BSI terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Baik regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, hingga pemegang saham termasuk lembaga pemerintah.
"Terkait dengan adanya dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian yang lebih lanjut melalui audit dan juga digital forensik," paparnya.
Layanan Pulih Setelah 4 Hari Gangguan
Hery menyebut bahwa layanan perbankan telah kembali normal pada Kamis (11/5/2023).
Tak hanya di kantor cabang, layanan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun mobile banking telah dapat digunakan oleh nasabah untuk bertransaksi.
Hery mengatakan proses normalisasi layanan BSI telah dilakukan oleh perseroan dengan baik, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman.
“Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan dengan baik. Tentunya prioritas utama kami untuk meyakinkan data dan dana nasabah tetap aman di BSI," ujar Hery.
Pada hari ini, BSI melakukan peningkatan kapasitas agar core banking dan critical channel bisa kembali dipulihkan dengan cepat, stabil sehingga layanan kepada nasabah dapat sepenuhnya normal.