Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Buntut Pembatasan Elon Musk, Twitter Tak Lagi Muncul di Mesin Pencarian Google

Kemungkinan besar Google akan kembali bisa crawling di situs Twitter apabila pembatasan yang diberlakukan Elon Musk dicabut.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Buntut Pembatasan Elon Musk, Twitter Tak Lagi Muncul di Mesin Pencarian Google
OLIVIER DOULIERY / AFP
Google tak lagi bisa menampilkan kicauan Tweet pengguna Twitter dalam hasil pencariannya, usai Elon Musk memberlakukan aturan pembatasan bagi para pengguna sosial media Twitter. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Google tak lagi bisa menampilkan kicauan Tweet pengguna Twitter dalam hasil pencariannya, usai Elon Musk memberlakukan aturan pembatasan bagi para pengguna sosial media Twitter.

Juru Bicara Google Lara Levin menjelaskan, dihapusnya tweet Twitter dari laman pencarian Google lantaran media sosial bergambar burung biru itu melarang akses crawlers pada platformnya.

"Kami menyadari kemampuan kami untuk meng-crawl Twitter.com kini sudah dibatasi, yang berdampak pada kemampuan kami untuk menampilkan kicauan dan laman dari situs tersebut dalam hasil pencarian," kata Levin.

Baca juga: Mengenal Truth Social, Platform Besutan Mantan Presiden AS Donald Trump yang Mirip Twitter

Belum diketahui secara pasti kapan Google bisa kembali menampilkan kicauan Tweet, namun Levin menegaskan kemungkinan besar Google akan kembali bisa crawling di situs Twitter apabila pembatasan yang diberlakukan Elon Musk dicabut.

Kebijakan Pembatasan Tweet

Langkah Elon Musk membatasi tweet yang di baca pengguna Twitter awalnya dimaksudkan untuk mencegah penggalian data yang berlebihan dan manipulasi sistem yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.

Berita Rekomendasi

“Beberapa ratus organisasi mengambil data Twitter dengan sangat agresif, sampai-sampai mempengaruhi pengalaman pengguna yang sebenarnya." ujar Musk.

Perubahan ini merupakan bagian memonetisasi Twitter, dengan diberlakukannya pembatasan tersebut, akun yang belum terverifikasi hanya dapat melihat 600 kicauan per hari.

Sementara untuk akun baru yang belum terverifikasi diberikan kebebasan untuk melihat 300 cuitan per hari dan akun terverifikasi memiliki akses membaca maksimal 6.000 cuitan per hari.

Sayangnya kebijakan tersebut telah memicu kontroversi hingga kritikan keras dari publik. Banyak pengguna Twitter yang mengeluh tidak dapat melihat tweet apa pun setelah mencapai batas tersebut.

Kendati pembatasan ini hanya dilakukan sementara, namun sejumlah ahli memprediksi apabila pembatasan tweet dapat kembali memukul pendapatan iklan Twitter yang tahun lalu telah amblas akibat kebijakan – kebijakan musk yang kontroversial seperti memblokir sejumlah akun Twitter jurnalis kenamaan serta melakukan pemecatan terhadap ribuan pegawai.

Direktur Riset Forrester, Mike Proulx menggambarkan pembatasan ini sebagai tindakan yang sangat buruk lantaran dapat membuat pengiklan mengalami defisit kepercayaan.

Senada dengan Proulx, mantan bos pemasaran di Bank of America, Lou Paskalis, menyebut pembatasan yang diberlakukan Musk merupakan langkah untuk menghancurkan pendapatan iklan Twitter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas