Susul Tiktok, Elon Musk Bersiap Luncurkan Toko Online di Medsos X Pengganti Twitter
Musk dapat menggenjot pendapatan platform media sosial X pasca melakukan rebranding nama.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Persaingan ketat antar media sosial, mendorong Elon Musk untuk mengikuti jejak para pesaingnya, dengan ikut meluncurkan toko online di dalam media sosial X pengganti Twitter.
Rencana peluncuran toko online medsos X terungkap setelah Elon Musk mengirimkan proposal konten keuangan, data stok real-time dan fitur lainnya pada para investor guna mendanai proyek toko online medsos X.
“Ia meminta penawar yang tertarik untuk memberikan berapa banyak uang guna mendanai proyek toko online, tetapi Elon Musk hingga kini tak menjelaskan perusahaan mana yang akan menggarap proyek tersebut,” jelas sumber kepercayaan Reuters.
Baca juga: Twitter Resmi Berubah Jadi X, Intip 5 Brand Besar yang Dinilai Gagal dalam Rebranding
Elon Musk sendiri hingga kini masih belum mau memberikan komentar terkait munculnya isu yang menyebut bahwa medsos akan segera meluncurkan toko online yang mirip seperti TikTok.
Namun apabila rencana perilisan toko online di dalam platform X benar direalisasikan Elon Musk, maka kemungkinan besar cara ini diambil agar Musk dapat menggenjot pendapatan platform media sosial X pasca melakukan rebranding nama.
Mengingat belakangan ini usai Twitter mengubah nama menjadi X, medsos besutan Elon Musk banyak mendapat komentar negatif dari para netizen.
Bahkan akibat aksi protes tersebut kini aplikasi X di toko aplikasi App Store dipenuhi dengan review bintang satu.
Tak hanya itu sesi penggunaan harian pengguna di Twitter juga dilaporkan turun sebanyak 6 persen, sebagaimana catatan lembaga riset Sensor Tower.
Peluncuran toko online dalam medsos X pengganti Twitter bukanlah satu – satunya inovasi yang dihadirkan Elon Musk untuk medsos besutannya itu.
Pada awal Mei lalu miliarder kondang ini telah lebih dulu merilis fitur baru yang memungkinkan perusahaan kantor berita untuk mengenakan biaya tambahan bagi pada para pembacanya.
Musk jugaturut menaikan biaya langganan untuk layanan berbayar verifikasi Twitter seharga 4,99 dolar AS per bulan. Dengan serangkaian inovasi tersebut, para analis memprediksi langkah itu dilakukan Musk agar bisa kembali mengangkat pendapatan kuartalan Twitter yang beberapa bulan terakhir terus mengalami guncangan,
Tercatat selama 2022 pendapatan kuartalan Twitter hanya dapat meraup laba 720 juta dolar.
Jumlah itu berbanding terbalik dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, hingga Musk terpaksa memecat ribuan karyawan dan menutup sejumlah cabang Twitter demi menekan pembengkakan biaya operasional.