Pakar Fortinet Beberkan Rahasia Keamanan Internet Bagi Anak, Kuncinya di Orangtua
cegah cyberbully, orang tua perlu memasang perangkat lunak antivirus dan filter konten komersial untuk menambah lapisan pengaman.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Internet dapat menjadi sarana anak-anak untuk banyak belajar hal-hal baru, bersenang-senang, dan terhubung dengan teman mereka. Namun, sama seperti di dunia nyata, bahaya yang mungkin tidak disadari anak-anak mengintai di tempat tersembunyi.
Pelaku pengancaman dapat mengirimkan konten berbahaya untuk melakukan perundungan siber (cyberbully) kepada anak-anak atau mengirimkan tautan palsu untuk mencuri informasi pribadi orang tua dengan menjanjikan imbalan besar.
Terkait ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memulai gerakan seperti Gerakan Literasi Digital Siber Kreatif, yang bermaksud memberdayakan publik, bahkan anak-anak, untuk menciptakan ruang daring yang aman. Kominfo berharap 50 juta masyarakat berliterasi digital pada tahun depan.
Baca juga: Serangan Siber Lagi Marak, Perusahaan Perlu Antisipasi Bocornya Data Berharga Pelanggan
Country Director Indonesia Fortinet Edwin Lim menjelaskan, hal yang mencemaskan adalah Indonesia mendapatkan peringkat 42 dari 100 negara di jajak pendapat Indeks Keamanan Daring Anak (COSI) 2021 yang dilakukan DQ Institute.
Setelah menggali lebih lanjut, dalam laporan ini ditemukan beberapa bagian yang kurang, termasuk kedisiplinan penggunaan teknologi, rancangan keamanan, dan kepercayaan masyarakat pada platform digital.
Selain itu, bidang lain seperti penghindaran risiko siber, digital parenting, dan peraturan perlindungan daring anak masih berada di tingkat sedang dan dapat ditingkatkan.
“Karena itu, orang tua, dengan dukungan figur otoritas lainnya, harus memainkan peran aktif dalam meningkatkan kesadaran keterampilan higienitas siber, agar anak-anak dapat melindungi diri mereka sendiri di dunia maya," ungkap Edwin dalam keterangan tertulis, Kamis 10 Agustus 2023.
Edwin menambahkan, ada kiat dan siasat higienitas siber yang ramah untuk anak. Sifat obrolan online dan email yang tidak pribadi membuat penyerang siber mudah meniru teman dekat dan meyakinkan mereka untuk memberikan informasi pribadi seperti nama, alamat, dan nomor telepon orang tua.
Sebab itu, nasihat kepada anak-anak agar tidak memberikan informasi tanpa izin orang tua kepada siapa pun yang mengobrol dengan mereka, harus menjadi langkah pertama dalam membangun keterampilan higienitas siber anak.
Langkah kedua adalah mengawasi situs web yang dikunjungi anak dan menasihati mereka mengenai jenis situs web yang boleh mereka buka. Hal ini perlu dilakukan karena penyerang siber dapat terus menipu mereka untuk mengunjungi situs web mencurigakan yang menawarkan hadiah, permainan, atau unduhan gratis.
Baca juga: BSSN: Tak Ada Negara yang Aman dari Serangan Siber
Setelah mengklik tautan itu, mereka akan tanpa sengaja membuka pintu bagi taktik seperti pencurian data dan malware. Serupa dengan itu, orang tua dan guru perlu mengedukasi anak-anak untuk tidak membuka lampiran email yang mencurigakan karena dapat berisi berkas berbahaya, termasuk virus dan konten berbahaya.
Anak-anak juga perlu diedukasi mengenai kebiasaan kata sandi yang baik, karena sangat penting untuk menurunkan risiko yang membahayakan akun. Terutama, orang tua perlu membantu anak-anak mereka untuk membuat kata sandi berbeda untuk tiap layanan online yang mereka gunakan.
Untuk satu layanan, mereka dapat menggunakan huruf pertama ungkapan kesukaan mereka dan nama tokoh video game untuk yang lainnya.