Soal Transisi 4G ke 5G, Menkominfo: Kalau Buat Nonton YouTube Ngapain Kencang-kencang?
Menkominfo mengatakan, koneksi 5G ini nantinya akan tersedia di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memandang transisi ke 5G harus dilakukan bersamaan dengan peningkatan keperluannya.
"Gini lho, 4G ke 5G ini kan lompatannya peningkatan kecepatan. Tadinya 50-100 Mbps, langusng lompat ke 1 Gbps ke atas kan," kata Budi ketika ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).
"Nah, keperluannya harus dibarengin dengan peningkatan keperluan. Kamu kalau cuma Youtube sama media sosial, paling 4 mb 8 mb. Nonton netflix juga cuma 8 mb," lanjutnya.
Ia mengatakan, jika kebutuhannya hanya untuk media sosial seperti YouTube, tak perlu memiliki kecepatan internet yang kencang.
"Kalau kalian perlu kecepatan sampai 500-700 Mbps kan berarti keperluan yang lain [buat] autonomous car dan Internet of Things (IoT). Kalau YouTube ngapain kencang-kencang?" kata Budi.
Menurut dia, koneksi 5G ini nantinya akan tersedia di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Kalau IKN harus 5G. Sudah dicanangkan smart city, masa smart cuma 50 Mbps? Jadi nggak smart. Dia harus 5G," ujar Budi.
Baca juga: Bertemu Operator Seluler, Menkominfo Budi Arie Bahas Skema Insentif 5G
Ia menyebut, di IKN semuanya mulai dari pemerintahannya, sekolahnya, rumah sakit, telemedicine, serta transportasinya akan didukung oleh kecepatan bandwidth yang memadai.