Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Start Up Day, Ajang Menimba Wawasan Kelola Perusahaan Rintisan Langsung dari Para CEO

Start Up Day memberi kesempatan mahasiswa bertemu tokoh C-level dari berbagai industri agar bisa mempelajari pengalaman key figure secara langsung.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Start Up Day, Ajang Menimba Wawasan Kelola Perusahaan Rintisan Langsung dari Para CEO
dok.
Paparan James Prananto, CEO dan Co Founder Kopi Kenangan di event Start Up Day di Jakarta, 2  November 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran Start Up Day untuk mendukung pengembangan ekosistem startup di Indonesia baru saja diselenggarakan di Jakarta, 2  November 2023.

Event yang digelar oleh Binus Business School ini mengangkat tema "Untold Story for Tech Industry: The Hope for a Sustainable New Economy" dan berlangsung di JWC Kampus.

Dezie L. Warganegara, Ph.D., Executive Dean Binus Business School mengatakan, lewat event ini para mahasiswa Binus Business School dihubungkan dengan tokoh C-level dari berbagai industri agar dapat mempelajari pengalaman key figure secara langsung untuk dijadikan bekal mendirikan usaha sendiri di masa depan.

Wawasan dari diskusi CEO Speaks juga akan melengkapi ilmu yang mereka peroleh dari bangku kelas.

Selain mengundang mahasiswa aktif, gelaran ini juga melibatkan lebih banyak orang dengan mengajak masyarakat umum, perwakilan bisnis, serta alumni Binus Business School berpartisipasi.

Harapannya, ketiga segmen peserta tersebut dapat memperoleh wawasan untuk memajukan perekonomian lokal bersama-sama. Apalagi, untuk bisnis, kesempatan ini dapat
menjadi sarana untuk mewujudkan strategi CSR dan branding mereka.

"Mahasiswa dapat mempelajari pengalaman key figure secara langsung untuk dijadikan bekal mendirikan usaha sendiri di masa depan sehingga, wawasan dari diskusi CEO Speaks juga akan melengkapi ilmu yang mereka peroleh dari bangku kelas," ujar Dezie.

BERITA TERKAIT

Lewat kegiatan ini pula mahasiswa diharapkan dapat memperoleh wawasan untuk memajukan perekonomian lokal bersama-sama.

Dia mengatakan, Binus Business School baru saja mempertahankan posisinya dalam daftar 250 Program MBA Terbaik di Dunia versi QS Global MBA Rankings 2024, berada di peringkat ke-36 Asia, dan menjadi MBA program terbaik di Indonesia.

Baca juga: Startup Jangan Pesimis Hadapi Tech Winter, Setahun Lagi Kondisi akan Membaik

Event Start Up Day ini terbagi menjadi tiga kegiatan utama yaitu Start Up Exhibition, CEO Speaks on Leadership, serta Networking.

Sesi pertama "Venture Capitals: Impactful Investment During a Downturn" menghadirkan pembicara Fandy Cendrajaya (Kapital Venture) dan Gabriella Thohir (Sky Star Capital).

Sedangkan sesi kedua "Founders: Building Generational Business" menampilkan narasumber James Prananto (CEO dan Co Founder Kopi Kenangan) serta Benny Yahya (Co Founder Beauty Haul).

Dalam pemaparannya, Gabriella melihat beberapa faktor bagaimana di antaranya bisnis model, kebutuhan pasar, tim dan founder, traksi, dan fund rising. "Hal-hal ini dapat dinegosiasi tapi hal ini yang kami lihat saat teman-teman pitching," pesan Gabriella.

Baca juga: Southeast Summit Jakarta Jadi Ajang Startup Cari Ide Bisnis Baru dan Inovatif

"Juga memerlukan public speaking untuk meyakinkan. jadi tanggungjawab founder untuk meyakinkan investor PD (percaya diri) untuk berinvestasi di bisnis ini meski di tahap pemula," ungkapnya.

Fandy mengungkapkan, hampir 100 persen investasi Kapital Venture di start up pilihan mereka mendapatkan pendanaan lanjutan.

"Dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, new ritail masih menjadi pilihan investor melihat pola konsumsi masyarakat yang masih dominan," ungkap Fandy.

Dia memaparkan, pilihan menjadi start up atau bisnis konvensional yang menjadi kunci adalah manusia yang menjalankan ekosistem bisnis tersebut. Gabriella mengungkapkan setidaknya 15 unicorn menjadikan Indonesia menjadi home base.

Hal ini menunjukkan Indonesia menjanjikan untuk perkembangan start up ke depan karena beberapa faktor: industri start up yang diterima masyarakat, regulasi pemerintah yang mendukung start up serta kerja sama yang baik antara sektor publik dan swasta.

Baca juga: Perusahaan Rintisan di Indonesia Hadapi Masalah Sulitnya Membangun Tim Informasi dan Teknologi

Di sesi kedua, James Prananto mengingatkan bisnis start up bukan semata mengenai teknologi melainkan melakukan scale up bisnis secepat mungkin. Hal ini mendapatkan afirmasi dari Benny Yahya, Co Founder Beauty Haul.

"Tidak serta merta semua juga langsung berhasil. Jika kita membesarkan brand orang, biasa principal (pemilik brand) akan menghentikan, jadi kita memikirkan untuk membuat brand sendiri," ungkap Benny Yahya.

Benny meyakini produk Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk luar, bahkan dapat melakukan ekspansi ke pasar luar negeri.

"Kopi Kenangan melihat seberapa besar bisa scale up. Kembali lagi ke visi. Kopi Kenangan ingin hadir 20-50 tahun lalu melewati founder-nya. Itu yang membuat kami memutuskan menerima VC (Venture Capital)," ungkapnya.

Benny menyampaikan, kegagalan Beauty Haul dalam meyakinkan VC di masa-masa awal menyadarkan pentingnya membangun visi dan story telling dari bisnisnya.

"Itu proses pembelajaran, harus dipersiapkan sebaik mungkin. Bisnis model harus jelas, dan kita mau melangkah ke mana," ujar Benny.

Sustainability Jadi Tema Utama

Event kali ini menekankan pentingnya membuat strategi sustainable dalam ranah startup. Beberapa di antaranya, melalui proses manajemen dan startup exit.

Umumnya, ada empat strategi exit yang paling sering menjadi pilihan utama para pemangku
kepentingan di dunia startup: menjual perusahaan startup kepada perusahaan lain (akuisisi),
mencatatkan saham startup di bursa saham umum agar bisa diperjualbelikan oleh masyarakat umum (IPO), membeli saham dari pemegang saham lain (buyout), dan bergabung bersama entitas bisnis lain (merger).

Namun, terlepas dari strategi yang dipilih, sustainability merupakan elemen penting agar founder dan investor sama-sama untung, sehingga bisnis akan tetap berkembang hingga ke depannya tanpa keterlibatan mereka.

Inilah yang menjadi fokus utama panel diskusi CEO Speaks. “Pada akhirnya, exit sebuah perusahaan tidak hanya berdampak ke pendiri dan investornya, tapi juga semua karyawan yang terlibat di dalamnya. Jadi, harus ada strategi yang mengutamakan keberlangsungan jangka panjang,” ujar Fandy Cendrajaya, narasumber dari Kopital Ventures.

Sebagian artikel ini dikutip dari Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas