GLAIR.ai, Datasaur.ai, BRIN, KORIKA, dan AISG Kerja Sama Pengembangan LLM Bahasa Indonesia
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyambut baik kerja sama dalam pengembangan LLM ini.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
"Komitmen ini adalah untuk menciptakan platform Large Language Model (LLM) Bahasa Indonesia yang terbuka secara komprehensif. Inisiatif ini menjanjikan manfaat seperti pengurangan biaya operasional, peningkatan pendapatan dan produktivitas, serta kolaborasi manusia dan Al yang efektif, semuanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara," ucap On Lee.
Kecerdasan artifisial (Al) di Indonesia telah diakselerasi sejak tahun 2020 melalui peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Al) oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Stranas KA menjadi panduan kebijakan nasional dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial. Pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial diyakini akan meningkatkan produktivitas bisnis, efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia, dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika, BRIN, Dr. Esa Prakasa, M.T., sependapat sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Hammam Riza.
Adopsi LLM terbuka yang berfokus pada Bahasa Indonesia, menurutnya, dapat memberikan manfaat bagi BRIN dengan meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian, meningkatkan aksesibilitas kepada publik, mendukung pengembangan teknologi, dan meningkatkan sumber daya manusia.
Selain itu penerapan LLM, juga memberikan peluang dalam akuisisi pengetahuan baik yang bersifat saintifik maupun budaya lokal.
"Tidak hanya bermanfaat untuk publik, tetapi dengan mengadopsi LLM Bahasa Indonesia juga dapat membantu pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas komunikasi ke masyarakat, meningkatkan penyediaan layanan publik, mendorong penelitian dan pengembangan, serta berpeluang memberikan berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional," kata Esa.
Indonesia memiliki beberapa tantangan untuk mengembangkan kecerdasan artifisial.
Di antaranya, kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan, kesiapan tenaga kerja, kesiapan infrastruktur dan data pendukung pemodelan, serta kesiapan industri dan sektor publik dalam mengadopsi inovasi kecerdasan artifisial.
Dengan kerjasama yang kuat antara GLAIR.ai, Datasaur.ai, BRIN, KORIKA, dan Al Singapore, dalam pengembangan LLM Bahasa Indonesia, diharapkan dapat dibangun fondasi yang kokoh untuk menciptakan model bahasa inovatif yang mampu mendorong kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia.
Kolaborasi ini juga menjadi jawaban terhadap tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial selama ini.