Puncak Arus di Jagorawi Terjadi H+3 Idul Fitri
TOL Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) memang bukan termasuk rute favorit yang dipilih sebagian besar pemudik dari arah Jakarta.
Editor: Prawira
TOL Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) memang bukan termasuk rute favorit yang dipilih sebagian besar pemudik dari arah Jakarta. Namun demikian menjelang Hari Raya Idul Fitri, jalan bebas hambatan itu tetap dipenuhi kendaraan dalam jumlah besar, sebagian di antaranya mudik ke kampung halamannya masing-masing.
Kepala Cabang Tol Jagorawi, Hendro Atmodjo, mengatakan arus puncak diprediksi H+3 atau tiga hari setelah lebaran. Menurutnya, tahun ini arus puncak akan dipadati sekitar 28.000 kendaraan ke arah Ciawi.
Hal tersebut merupakan peningkatan sekitar 13,5 persen dari tahun lalu, yang mencapai 24.500 kendaraan. Pada hari biasa tol tersebut dilewati sekitar 23.000 kendaraan. "Sebagian besar orang yang melewati tol Jagorawi pada arus puncak bukanlah pemudik, tapi orang yang mau liburan ke arah kawasan Puncak, maupun mengunjungi kediaman kerabatnya. Kalaupun ada pemudik jumlahnya tidak besar," katanya.
Oleh karena itu bisa dibilang masa puncak kepadatan tol tersebut adalah pada hari H, H+1 dan H+2 dari arah Jakarta dan Bogor. Gerbang tol yang harus diwaspadai terjadi kepadatan adalah gerbang tol Ciawi, Cibubur Utama.
Sedangkan arus balik akan terjadi pada tanggal 3-4 September. Gerbang tol yang harus diwaspadai adalah gerbang tol Cimanggis Utama dan Pasarrebo.
Setiap tahunnya, tol Jagorawi terus berbenah untuk menyambut tingginya pengguna jalan bebas hambatan seputar Hari Raya Idul fitri. Satu di antara yang telah dilakukan yaitu pemindahan gerbang tol Taman Mini menuju Cimanggis Utama pada Januari lalu atau akrab di sebut tol serong karena bentuknya tidak searah dengan badan jalan.
Dengan arah serong tersebut, kapasitas transaksi berhasil ditingkatkan, dari 12 menjadi 23 transaksi. Cara itu terbukti ampuh menghindari antrean yang semula berlangsung di gerbang tol Cibubur menuju arah Jakarta. Menurut Hendro, masyarakat belum terbiasa atau akrab pada gerbang tol serong.
Selain itu, pelebaran ruas jalan juga telah selesai dilakukan, mulai dari gerbang tol Taman Mini hingga gerbang tol Cibinong. Tadinya ruas tol tersebut hanya mampu menampung tiga lajur untuk kedua arah, baik menuju Jakarta maupun sebaliknya.
Hanya 5-10 menit
Sejak awal bulan ini, sudah dapat diselesaikan perluasan tersebut sehingga ruas tol terdiri dari empat lajur kendaraan dari dua arah, baik yang menuju Jakarta maupun sebaliknya. Setelah pelebaran ruas tol tersebut, dari arah Cawang menuju Cibubur pada puncak kemacetan, yang semula membutuhkan 30 menit perjalanan, kini hanya 5-10 menit.
"Dari sisi gardu sebenarnya tidak memiliki masalah, tapi efek sistem buka tutup jalur pada beban puncak kadang-kadang mengakibatkan kemacetan sampai ke dalam tol," tambahnya.
Selain itu, faktor lain yang mungkin mengakibatkan kemacetan yaitu kecelakaan. Hendro mengatakan kecelakaan mengakibatkan kemacetan di kedua arah, karena para pengendara umumnya akan menurunkan laju kendaraan, hanya untuk melihat kejadian tersebut.
Skenario untuk mengantisipasi kemacetan di tol Jagorawi antara lain, jika terjadi di kawasan Gadok, pengendara dialihkan ke perempatan Ciawi. Sedangkan jika kemacetan terjadi di Gadog dan Ciawi, pengendara akan dikeluarkan di Baranangsiang, Bogor. Manakala Ciawi, Gadog, dan Baranangsiang mengalami kemacetan, pengendara akan dikeluarkan lewat Bogor Outer Ringroad.
Penambahan petugas jalan tol juga dilakukan untuk menghadapi peningkatan pengguna jalan. Untuk petugas penarik biaya tol akan dtambahkan 23 orang, sehingga menjadi 213, tersebar di seluruh gerbang sepanjang tol Jagorawi. Patroli jalan raya (PJR) ditambahkan tiga menjadi 11 unit, derek ditambahkan 4 menjadi 13 unit.
Penambahan lain seperti partoli Jasa Marga, ambulans, mobil rescue, mobil tanki air, crane serta sebuah multy purpose vehicle . (nurmulia rekso)