Wisata Flores, Satu-satunya dari Asia yang Tembus World Top 10 Regions, Best in Travel 2015
Kawasan wisata Flores di NTT, satu-satunya dari Asia yang menembus daftar "World Top 10 Regions, Best in Travel 2015"
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Daerah tujuan wisata (tourism destination) di Flores, Nusa Tenggara Timur menerima penghargaan dari Lonely Planet sebagai "Top 10 Regions, Best in Travel 2015" yang diumumkan dalam Pameran Pariwisata WTM London, 3-6 November 2014.
Peringkat wisata ini bisa jadi rekomendasi para traveler atau wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk menikmati pesona Flores sebagai tempat traveling asyik dari Indonesia.
"Kami senang akhirnya misi Kementerian Pariwisata mempromosikan 'Beyond Bali' diakui dunia," ujar Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, kepada Antara London, Jumat (7/11/2014).
Apalagi, menurut Nia, penghargaan dari lembaga independen yang bergerak dalam penerbitan buku wisata terkemuka di dunia itu diberikan kepada daerah wisata Flores di Indonesia sebagai satu-satunya wilayah atau region di Asia.
Region lainnya adalah daerah wisata Gallipoli di Turki, Rocky Mountain National Park (AS), Toledo (Belize), Tasmania (Australia), Arctic Norway (Norwegia), Khumbu (Nepal), The Copper Canyon (Mexico), Flores (Indonesia), Atacama Desert (Chile), dan Macau (Tiongkok).
Alat musik tradisional Kampung Bena, di Ngada, Flores, NTT
Dalam acara yang dihadiri berbagai kalangan yang bergerak di industri pariwisata itu, Bali juga terpilih sebagai "The Top 10 Best-Value Destinations for 2015" bersama Tunisia, Afrika Selatan, Shanghai, Samoa, Uruguay, Portugal, Taiwan, Romania, dan Burkina Faso.
Menurut Chris Zeiher dari Lonely Planet, penghargaan diberikan berdasarkan rekomendasi yang diambil dari ratusan ide yang disampaikan tim yang terdiri atas penulis, blogger, twitter, termasuk wisatawan.
"Sebuah panel ahli perjalanan kemudian menyempurnakan daftar berdasarkan berbagai faktor, di antaranya aktualitas, kenyamanan dalam berwisata serta nilai lain," ujarnya.
Nia Niscaya mengatakan usaha Kementerian Pariwisata dalam mempromosikan berbagai obyek wisata di World Travel Market (WTM) London yang tahun ini memasuki usia ke-35 itu didukung industri pariwisata dari berbagai daerah, di antaranya Bali, Sulawesi, dan Papua Barat.
Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Ia mengakui partnership antara pemerintah dan swasta dalam mempromosikan obyek wisata yang ada di Indonesia dalam pameran pariwisata terbesar kedua di dunia setelah ITB Berlin telah lama terjalin.
Hal itu diakui Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bandung, Herdy D Sayogha yang mengatakan peranan industri pariwisata dalam mempromosikan berbagai obyek wisata Indonesia tidak lepas dari dukungan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata.
"Dengan adanya pemerintahan baru Presiden Jokowi, industri pariwisata mendapatkan perhatian yang makin besar, khususnya dalam melakukan promosi di luar negeri seperti WTM London ditunjang dengan Paviliun Indonesia yang saat ini masih dalam standar minimal," ujar Herdy D Sayogha yang juga Director Beach Resort and Spa The Seminyak.
Paviliun Indonesia menempati lahan nomor AS600 diapit booth Malaysia dan Tiongkok atau tepat di depan pintu masuk S9 dan S10 south hall Excel London, lalu dimeriahkan pertunjukan seni budaya berupa tari-tarian dari Papua Barat dan Mark Terracotta dilengkapi dengan Coffee Corner serta layanan spa bagi pengunjung pameran yang diikuti 5.250 peserta dari 184 negara.
Wisman di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Selasa (12/5/2014)
Deputy Director of Int'l Promotion for Europe, Agustini Rahayu, mengatakan Paviliun Indonesia yang dirancang PT Gemma Tirta Buana mengangkat tema "Wonderful People" dengan filosofi masyarakat Indonesia menjunjung tinggi budaya dan melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Visualisasi fisik dari tema paviliun Indonesia di WTM London 2014 menyelaraskan dengan tema fisik paviliun WTM London 2013 untuk menjaga konsistensi branding melalui tampilan Paviliun Indonesia yang mengangkat living culture pembuatan kapal phinisi di Bulukumba, Sulawesi Selatan dan merupakan budaya nenek moyang yang masih dilestarikan hingga saat ini. (kompas.com/ Antara)