Piknik Sambil Selfie Bersama Gajah? Ya di Sini Tempatnya
BERLIBUR sambil berinteraksi dengan gajah, bisa jadi pilihan melepas penat dari kesibukan sehari-hari.
Editor: Anita K Wardhani
Melatih Gajah dengan Kesabaran
BERAWAL dari kecintaan pada hewan, Nigel dan Yani, sang pemilik ingin memberikan kehidupan lebih baik pada gajah-gajah yang keberadaannya saat ini sudah langka. “Kita sendiri, kan, bahwa gajah saat ini sudah langka.
Kita juga tahu seperti apa mereka diperlakukan di Sumatera. Padahal gajah adalah hewan pintar dan penurut apalagi jika dilatih dengan baik,” ujar Park Manager Elephant Safari Park, Ketut Sari.
Total terdapat 31 ekor Gajah Sumatera yang ada di Elephant Safari Park, delapan ekor jantan dan sisanya betina. Gajah-gajah Sumatera yang ada tersebut didatangkan langsung dari Sumatera. Selain itu, ada empat ekor bayi gajah yang lahir di sini, tujuannya untuk mengembangbiakkan dan melestarikan gajah-gajah tersebut.
“Karena mereka sudah terlahir di sini, tidak perlu dijinakkan seperti yang berasal dari hutan, karena sudah terbiasa dengan lingkungan yang dibentuk. Cukup dengan kesabaran saja,” ujar Ketut Sari.
Selain itu, menurut Ketut Sari, Nigel dan Yani pun ingin memberikan peluang pekerjaan pada masyarakat Desa Taro dan sekitarnya. Dibuat seperti habitat asli dari gajah-gajah Sumatera, tujuannya untuk kenyamanan para gajah, 99 persen pohon-pohon besar di tempat ini ditanam langsung oleh sang pemilik.
Dengan udara sejuk khas Desa Taro, tempat ini memiliki kecocokan yang sedikit sama dengan habitat aslinya di hutan Sumatera.
“Ada satu pohon jambu, yang merupakan satu-satunya pohon asli yang ada dari awal,” ujar Ketut Sari.
Sengaja tidak ditebang, tujuannya untuk mengingatkan bahwa pohon jambu itulah satu-satunya yang asli di sini. Selain itu, sama dengan manusia, gajah - gajah di sini mendapat perawatan setiap harinya.
Mulai dari mandi dua kali sehari, makan, hingga pemberian vitamin. Untuk makan, setiap harinya, per satu ekor gajah dewasa dapat menghabiskan 250 Kg rumput berupa rumput gajah dan pelepah kelapa sebagai yang utama. Sebanyak 250 Kg makanan gajah ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam.
Setiap gajah ini pun dijaga pola makannya, agar tidak kegemukan dan tetap sehat. Jika gajah - gajah ini sakit, Elephant Safari Park pun memiliki dokter hewan yang stand by untuk menangani para gajah tersebut.
Sama seperti manusia, setiap gajah pun memiliki hari libur. “Karena kami tidak mau memaksa dan eksploitasi gajah-gajah ini,” ujar Ketut Sari.
Setiap gajah memiliki karakteristik dan emosi yang bisa berubah-berubah. Seperti senang, sedih, dan juga bila sedang sakit. Tak terlihat dari raut wajah, apa yang sedang dialami gajah, menurut Ketut Sari dapat dilihat dari tingkah lakunya.
“Misalnya kalau mereka sakit, mereka tidak mau makan, tidak ada kotoran dan dilihat dari bentuk perutnya,” ujar Ketut Sari.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.