Cokelat Rasa Ganja dari Belgia
Cokelat rasa bawang hingga ganja ada di Swedia. Mau coba? Rasanya aja kayak ganja, bukan ganja beneran.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Sebagai produsen cokelat terbaik di dunia, Belgia memiliki reputasi yang belum tergoyahkan secara rasa dan kualitas. Menikmati cokelat pun menjadi keseharian bagi penduduknya.
Pilihan cokelat begitu mudah didapat sesuai budget, mulai dari produk generik berupa cokelat batang dengan berbagai merek yang ada di supermarket hingga yang bercita rasa mewah dan tersedia di gerai eksklusif milik pembuat cokelat atau chocolatier terkenal.
Untuk memberikan kesan romantis, tentu saja cokelat berbentuk hati secara khusus diproduksi pada bulan Februari ini.
Bentuk dan jenis cokelat praline adalah produk asli yang paling tersohor dari Belgia. Potongan cokelat dengan berbagai bentuk dan rasa ini diperkenalkan oleh Jean Neuhaus II pada tahun 1912, dan kini telah diadopsi di seluruh dunia.
Cokelat jenis ini mempunyai bentuk bagian luar yang keras dengan bagian dalam yang lebih lembut dan memiliki isian yang unik. Dengan harga termurah 6 euro per 100 gram, kita bisa memilih jenis dan rasa sesuai keinginan.
Untuk mempertahankan bentuk cokelat agar semakin cantik, sebuah ballotin, kotak karton lengkap dengan pita, menjadi standar dalam pengemasannya. Oleh karena itu, sekotak cokelat selalu menjadi pilihan kado praktis nan populer di negara ini.
Di antara ribuan produk cokelat yang dihasilkan oleh chocolatier setempat, "Neuhaus" adalah salah satu pilihan terbaik dan mudah ditemui di semua kota besar di Belgia dan berbagai sudut kota Brussels. Kini pun makin banyak artisan chocolatier yang tak mau kalah bersaing dan menciptakan kreasi cokelat dengan ciri khas tersendiri.
Di luar itu, ada pula "The Chocolate Line", salah satu nama yang belum dikenal secara luas, tetapi mampu menarik perhatian. Berbagai inovasinya berupa lipstik rasa cokelat hingga cokelat dengan isi dan nama spesial yang dipengaruhi budaya dan makanan dari berbagai negara.
Salah satu tokoh di balik cokelat nyentrik ini adalah Dominique Persoone yang mempunyai sebutan "shock-o-latier" (pelesetan dari chocolatier). Sebutan ini muncul karena ia senantiasa menghasilkan karya yang mengejutkan.
Bayangkan sensasi ketika menggigit cokelat dengan isian renyah dan gurihnya bawang goreng, kecap manis, cokelat rasa kari yang dinamakan Bollywood, segarnya menyesap minuman soda yang populer, hingga ganja! Komposisi yang tak penah kita duga dan membuat lidah seakan dimanjakan dan takjub pada saat bersamaan.
Chocolate is rock 'n' roll!
Dikatakan sebagai pembuat cokelat paling gila setelah Willy Wonka, ia dianggap sebagai setengah rock star dan setengah master chef. Maka dari itu, sangat tepat jika ia merupakan satu dari tiga pembuat cokelat yang termasuk dalam buku panduan Michelin Guide.
Prestasi yang membuatnya terkenal selain membuat gaun dari cokelat untuk Miss Belgium adalah ketika menciptakan chocolate shooter untuk ulang tahun salah satu personel The Rolling Stones.
Cara menikmatinya, bubuk cokelat dihirup dengan alat khusus. Sekilas, caranya tampak seperti saat mengonsumsi obat terlarang. Namun tenang saja, selain nikmat dan aman, ini tentu saja legal. Bentuk lain yang juga agak nyeleneh dan dijual di tokonya adalah chocolate pills, yang cocok buat para chocoholics.
Jika mengunjungi tokonya yang berada di Paleis op de Meir, Antwerp, kita bisa melihat memorabilia sang chocolatier, selain juga menyaksikan para oompa loompa, asisten yang membantunya membuat cokelat (seperti di film Charlie and the Chocolate Factory) bekerja di dapur. Yang menarik dari area produksi cokelat ini, dapur yang digunakan tersebut dulunya milik Napoleon.
Beberapa bulan lalu, salah satu stasiun televisi Belgia menayangkan kisah perjalanan pemburu cokelat ini ketika mengunjungi Sulawesi dalam acara De Indonesië-special van Vlaanderen Vakantieland (The Indonesia-Special of Flanders Holiday).
Bak Indiana Jones, ia berperahu menyusuri Danau Tempe, mempelajari hingga memborong berbagai produk lokal di pasar tradisional.
Tanaman cokelat di mana-mana. Hampir tiap rumah mempunyai kebun atau setidaknya beberapa pohon cokelat. Biji cokelat bertebaran dijemur di pekarangan rumah. Ia pun sempat mampir mengunjungi pabrik pengolahan cokelat dan mendemonstrasikan kemampuannya membuat cokelat di sebuah warung milik warga setempat.
Sudah pasti Dominique kembali ke Belgia membawa produk unggulan cokelat dan rempah-rempah dari Tanah Air. Kita tunggu saja, mungkin sebentar lagi akan ada cokelat rasa rica-rica.
(Astrid Asmarajaya, penulis yang menetap di Antwerp, Belgia)