Pulau Lihaga di Sulawesi Utara, Pesona Pasir Putih dan Bening Pantainya Tak Kalah Dibanding Bali
Pulau Lihaga dengan pantai pasir putihnya memang belum setenar Kuta di Bali. Tapi soal pesona keindahannya, berani bersaing deh!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Manado, Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Pulau Lihaga dengan pantai pasir putihnya memang belum setenar Kuta di Bali. Tapi soal pesona keindahannya, berani bersaing deh!
Wisatawan begitu datang ke pulau mungil ini langsung terkesima dengan keindahan pasir putihnya yang masih bersih dan perawan.
Saking bersihnya pasir putih, mata rada silau memandangnya, memberi warna hijau toska saat bersentuhan laut.
Indahnya pasir putih yang selembut tepung di pantai Pulau Lihaga
Belum banyak tersentuh tangan manusia, menginjakkan kaki di pulau ini serasa berada di secuil keindahan surga yang diturunkan Tuhan ke bumi.
Lihaga, pulau nan elok ini menjadi magnet besar bagi para wisatawan.
Keindahan pulau yang berlokasi di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara ini disebut-sebut tak kalah dengan pulau Bali. Tak heran, orang-orang sering menyebut Lihaga sebagai Balinya Sulut.
Di banding pulau-pulau lain di Sulawesi Utara, Lihaga punya keistimewaan tersendiri.
Pasir putihnya yang sehalus tepung begitu menggoda.
Tak berpenghuni, bersih dan masih sangat alami.
Hanya ada beberapa orang yang dipercayai sebagai penjaga.
Dari pulau yang luasnya tak lebih dari 8 Ha ini, pengunjung juga bisa melihat pemandangan pulau-pulau tetangga seperti Gangga dan Bangka.
Wisatawan asyik bermain di pasir putih di pantai Pulau Lihaga
Juga pemandangan pegunungan Minahasa Utara, yang terletak di ujung pulau Sulawesi ini.
Biaya masuk ke pulau cantik ini tarif tiketnya hanya Rp 25 ribu per orang.
Itu belum termasuk biaya penggunaan fasilitas seperti toilet dan air untuk mandi.
Fasilitas yang bisa digunakan dengan itu hanya gazebo sebagai tempat duduk maupun tempat menaruh barang.
Untuk buang air kecil seharga Rp 2 ribu per orang, untuk air besar Rp 3 ribu.
Jika ingin membersihkan diri dengan air tawar, per galonnya dihargai Rp 20 ribu per orang.
Kalau ingin berkunjung, wisatawan sebaiknya membawa bekal sendiri.
Karena tak ada yang jualan makanan di Lihaga karena saking masih 'perawannya'.
Hanya ada kelapa muda yang dijual seharga Rp 25 ribu per orang.
Sayang, Belum Ada Penginapan
Yang ingin bermalam juga bisa dan tidak dipungut biaya apa-apa, termasuk kapal.
Karena tak ada penginapan, wisatawan sebaiknya membawa tenda sendiri.
Meski ada pondok yang dibangun pengelola bisa juga digunakan.
Atau bisa ke seberang pulau, yakni pulau Gangga, yang berjejer resort-resort yang dibangun.
Biaya penginapan per orang Rp 800 ribu per malam.
Wisata pantai pulau Gangga juga bagus, meski pasirnya tak seputih Lihaga.
Untuk ke Lihaga, waktu jarak tempuh dari Manado menuju Pelabuhan Likupang memakan waktu sekitar 90 menit.
Di pelabuhan yang berlokasi di Desa Munte ini berjejer kapal-kapal yang disewakan untuk ke Lihaga, dan beroperasi tiap harinya.
Wisatawan bisa langsung menghubungi petugas setempat.
Tarif Sewa Kapal
Harga sewa kapal per hari bervariasi. Kapal kecil sederhana yang berkapasitas 12 orang sebesar Rp 1 juta per hari.
Jika ingin naik kapal yang lebih mewah, harganya mencapai Rp 1.5 juta.
Dari pelabuhan Likupang ke pulau Lihaga, butuh waktu sekitar 20 menit.
Wisatawan asyik berpose di pantai Pulau Lihaga
Wisatawan juga bisa meminta pengendara kapal untuk mengitari pulau ini.
Garis pantai pasir putih dan pemandangan batu karang di sisi lain pulau memanjakan mata para wisatawan.
Juga hijaunya hamparan pepohonan di pulau ini.
Setelah itu, perahu akan berlabuh.
Hati-hati jika turun dari perahu, jangan sampai malah jatuh dan barang bawaan anda basah.
Karena terpaan ombak di pinggir pantai lumayan kuat.
Spot Paling Oke
Spot paling menarik di pulau ini adalah sisi yang berhadapan langsung dengan pulang Gangga dan pulau besar Minahasa Utara.
Di spot ini, sunset dan sunrise bisa terlihat.
Sementara sisi lain pulau tak berpasir, langsung berhadapan dengan karang.
Di daratan, wisatawan disambut dengan papan yang bertuliskan "Selamat datang di pulau Lihaga, perombakan Dotu Kuada."
Pepohonan rindang, sebagai tempat berteduh dari terik matahari.
Deretan gazebo dan beberapa pondok sederhana. Dan tentunya pasir putih bak tepung.
Duduk-duduk bersantai, main pasir atau sekadar foto-foto menjadi momen tak terlupakan bagi wisatawan.
Indahnya pemandangan yang disertai hembusan angin dan deburan ombak bahkan membuat wisatawan tak lagi merasakan terik matahari.
Jika ingin mandi, terpaan ombak pulau Lihaga menjadi sensasi tersendiri.
Tapi wisatawan juga harus hati-hati dan lebih baik bertanya dulu pada pengelola di spot pantai mana saja yang aman untuk mandi.
Sebaiknya Datang Pagi
Indahnya pasir putih di pantai Pulau Lihaga
Wisatawan sebaiknya datang pagi. Pukul 7 pagi, sudah bisa start dari pelabuhan Likupang. Agar waktu menikmati pulau Lihaga lebih panjang. Lebih mengesankan lagi, jika wisatawan pulang lebih sore dan menikmati indahnya sunset dari Lihaga.
Pinter-pinterlah memilih waktu berkunjung. Cuaca cerah membuat Lihaga semakin memesona. Indahnya pulau ini akan sedikit berkurang jika hujan atau langit sedang berawan. Karena pancaran warna akan redup jika langit berawan.
Bali memang Indah, Sulut pun terkenal dengan Bunakennya. Namun pesona pulau Lihaga takkan pernah mengecewakan siapa saja yang menginjakan kakinya di sana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.