Es Dawet Pandawa Pak Bagong di Sleman, Manis Segar dengan Kombinasi Tape Ketan
Es Dawet Pandawa Pak Bagong, di Jalan Raya Yogya - Solo KM 15 ini selain segar dan manis khas gula Jawa, terasa enak karena kombinasi tape ketan.
Editor: Agung Budi Santoso
Manis Gula Jawa dan Gula Batu
Selain itu, untuk "juruh" Yati menggunakan gula jawa yang dicampur dengan gula batu.
Menurutnya manis yang dihasilkan dari perpaduan dua jenis gula tersebut menghasilkan manis yang lebih legit.
Seluruh proses pembuatan dawet dan juruh tersebut dilakukan sendiri Yati dengan dibantu beberapa keponakannya.
Rasa manis es dawet yang pas dengan paduan rasa gurih dari santan membuat warung dawet satu ini selalu ramai didatangi pembeli.
Satu lagi yang khas dari es dawet Pandawa ini adalah adanya tambahan tape ketan, yang semakin membuat rasanya es dawet lebih segar dan nikmat.
Karena mampu menjaga kualitas produknya, dalam sehari Yati bisa menjual 1000 hingga 2000 gelas es dawet perhari. "Jika cuaca sedang panas dan musim liburan, dalam sehari saya bisa menjual 1500 hingga 2000 gelas es dawet," kata Yati. Untuk memenuhi permintaan tersebut, dalam sehari Yati menghabiskan 50 kilogram tepung aren dan 50 butir kelapa.
Setiap harinya Yati mulai berjualan dari pukul 08.00 hingga 17.00. Untuk satu gelas dawet tanpa tape, dihargai Rp. 3500, jika menggunakan tape harganya Rp. 4500. Saat ini keempat anak Yati mulai mengikuti jejak dalam berjualan dawet.
Rahmawti, salah satu pembeli es Dawet Pandawa menyatakan, dia merasa cocok dengan rasa dawet racikan Yati tersebut. Menurutnya, rasa manis yang pas, dawet yang cukup kenyal, dan rasa gurih dari santan yang membuatnya selalu menyempatkan diri untuk mampir setiap kali melawti warung dawet tersebut.
"Apalagi panas-panas seperti ini, sangat pas minum dawet Pak Bagong, apalagi ada tambahan tapenya yang semakin membuat mantap es dawet ini," ujar Rahmawati.