Taman Purbakala Waruga Sawangan di Minahasa Utara, Jejak-jejak Mahakarya Zaman Megalitikum
Taman Purbakala Waruga Sawangan di Minahasa Utara menyimpan koleksi dan jejak mahakarya nenek moyang zaman megalitikum. Apa saja?
Editor: Agung Budi Santoso
Barang-barang berupa piring, gelas dan perkakas lainnya ditaruh di dalam lemari kaca.
Hanya saja, barang-barang tersebut sudah dalam keadaan tak utuh.
Sebelum masuk ke kawasan, relief proses pembuatan Waruga mulai dari pemahatan hingga diisi mayat menyambut di sisi kiri dan kanan pagar pembatas.
Pemandu wisata memberi penjelasan pada wisatawan di Taman Purbakala Waruga Sawangan di Minahasa Utara, Sulut
Juga tradisi bertani masyarakat Minahasa zaman dulu.
Tak ada tarif khusus untuk masuk ke kawasan ini. Pengunjung hanya disodorkan buku tamu, kemudian menuliskan nominal partisipasi untuk operasional.
Menurut juru kunci, Anton Jatuna, uang-uang yang terkumpul kemudian akan diberikan pada pemerintah.
Dari catatan buku tamu yang terpantau Rabu (20/05/2015), wisatawan yang berkunjung rata-rata adalah turis asing seperti Perancis, Inggris, Amerika, Kanada, Jepang dan beberapa negara lainnya.
Wisatawan lokal juga tak kalah banyaknya.
Anton Jatuna menyebut, tokoh-tokoh besar dunia sudah pernah berkunjung ke tempat itu.
"Di sini banyak yang datang. Dulu pernah datang Ratu Belanda Wihelmina di sini. Pokoknya banyak, ada juga yang lain," ucapnya singkat.
Untuk kenang-kenangan, pengelola menyediakan souvenir berupa gantungan kunci waruga kecil yang terbuat dari kayu. Bentuk gantungannya menyerupai aslinya.
Karena pengunjungnya kebanyakan adalah turis, souvenir ini dijual tiga dolar per buah.
Akses ke lokasi ini mudah di jangkau. Butuh waktu sekitar satu jam berkendara dari Kota Manado.