Lawang Sewu di Semarang, Masih Misteri, Mengapa Bangunan Belanda Ini Disebut Seribu Pintu?
Lawang Sewu, bangunan bersejarah warisan Belanda di Semarang yang bernuansa rada angker karena bekas penjara. Lantas mengapa disebut seribu pintu?
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM - Berkunjung ke Semarang tak afdol rasanya jika tidak mampir ke Lawang Sewu.
Bangunan peninggalan Belanda ini telah menjadi ikon Kota Semarang dan selalu mengundang minat wisatawan.
Seperti namanya, Lawang Sewu unik lantaran memiliki banyak pintu atau dalam bahasa Jawa disebut Lawang.
Saking banyaknya, orang langsung memperkirakan jumlah pintu di bangunan dua lantai ini berjumlah seribu atau sewu.
Memasuki gerbang Lawang Sewu, kita akan langsung melihat bangunan megah bergaya arsitektur tahun 1902.
Sebelum masuk ke bangunan, pengunjung harus membeli tiket Rp 10.000 untuk umum dan Rp 5.000 untuk pelajar.
Video by: Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Hawa dingin langsung menyergap ketika kita memasuki bangunan dua lantai ini. Eits, jangan salah.. bukan lantaran suasana mistik seperti yang orang bayangkan selama ini.
Perawatan yang cukup baik dari PT KAI sebagai pengelola menjadikan Lawang Sewu yang kini juga difungsikan sebagai museum ini jauh dari kesan angker.
Berbagai ornamen, mulai dari kusen, lantai, tiang, kaca, dan jendela sangat terawat dan sesuai bentuk aslinya.
Bangunan di Lawang sewu terbagi dalam lima gedung, A-E. Pengelola memanfaatkan lantai satu gedung besar, A dan B, sebagai museum kereta api.
Sementara di lantai dua, disediakan untuk penyelenggaraan expo dan pameran.
Untuk mengetahui lebih detail sejarah, bangunan dan cerita apa saja di Lawang Sewu, pengunjung bisa menggunakan jasa guide.
Biaya per guide hanya Rp 30.000. Stevanus Ivan, ketua paguyuban pemandu lawang sewu menjelaskan, satu tour guide idealnya mampu mengawal 25 orang.