Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menengok Langsung Daerah Pendulangan Intan di Martapura

Tempat pendulangan intan di Desa Pumpung di Kecamatan Cempaka, Kota Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Menengok Langsung Daerah Pendulangan Intan di Martapura
Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
Pendulangan Intan di Desa Pumpung di Kecamatan Cempaka, Kota Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. 

Menuju ke sana, bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum.

Biasanya, para wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini menggunakan mobil sewaan atau bis, tarifnya sekitar Rp 100.000.

Memasuki wilayah Kecamatan Cempaka, tak sulit menemukan Desa Pumpung ini.

Jika tersesat, bisa bertanya dengan warga setempat, mereka akan langsung mengarahkan Anda ke sana.

Lokasi gerbang desanya di sebelah kiri jalan, ada tulisan Objek Wisata Pendulangan Intan Tradisional Desa Pumpung, Sentra Pengosokan dan Penjualan Batu Akik di gerbangnya.

Penduduk setempat ramah-ramah. Mereka dengan sukarela menjadi guide Anda dan menjelaskan bagaimana cara mendulangnya.
Lokasi penambangannya di ujung desa tersebut.

Cara menambangnya masih dengan cara tradisional, menggunakan linggangan atau dulangan yang bentuknya seperti topi caping petani.
Batu-batu itu dikeruk dari dalam sungai setempat, yaitu Sungai Pumpung.

Berita Rekomendasi

Di dalam sungai berair coklat ini banyak terkandung bebatuan mulia tersebut.

Setelah itu, batu akan dibersihkan untuk kemudian dimasukkan ke dalam linggangan.

intan
Desa Pumpung di Kecamatan Cempaka, Kota Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)

Di linggangan inilah, para pendulangnya bisa dengan mudah mencari-cari intan atau batu berharga lainnya.

“Soalnya pas dikeruk, masih bercampur dengan batu sungai lainnya. Kalau tidak dibersihkan susah mencarinya. Setelah bersih, baru dimasukkan ke linggangan supaya mudah mencari intannya,” ujar seorang pendulangnya, Hasan (50).

Pendulang lainnya, Nuriansyah (22), sudah sejak lama menjadi pendulang intan di sini.

Dia mulai bekerja sejak pukul 08.00 Wita hingga sore, tiap harinya, dan selalu menemukan butiran intan.

“Pasti ada saja, minimal sebutir kecil. Kadang-kadang ada batu akik. Kalau intan yang kecil seperti butiran pasir itu saya jual Rp 5.000. Kalau besar seukuran biji beras dan warnanya bagus saya bisa jual sekitar Rp 2 juta. Kalau akik jelek sekitar Rp 20.000 hingga Rp 30.000, kalau yang bagus dan besar sekitar Rp 70.000 hingga Rp 80.000,” ujar pria berusia 22 tahun ini.
Pendulang lainnya, Horman (29), mengatakan sejak dulu memang lebih fokus mencari intan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas