Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koto Gadang Sumatera Barat, Surga Belanja Istri Pejabat

Belum sempurna rasanya jika jalan-jalan ke Provinsi Sumatera Barat namun tak berkunjung ke Koto Gadang, tempat kerajinan perak.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Koto Gadang Sumatera Barat, Surga Belanja Istri Pejabat
Sriwijaya Post/Theresia Juita
Kerajinan perak di Koto Gadang, Sumbar. 

Kerajinan perak Koto Gadang mempunyai ciri khas halus dengan warna kesusuan dan tidak terlalu berkilau.

Ini pula yang membuat perak Koto Gadang tampil lebih elegan dan anggun.

Perak
Replika rumah adat Minang Kabau karya perajin perak Koto Gadang, Sumatera Barat.( Sriwijaya Post/Theresia Juita)

Kerajinan perak Koto Gadang tidak hanya dibuat untuk gelang, cincin, dan kalung saja, tetapi juga banyak dipesan untuk replika rumah adat dan tempat bersejarah.

Pemesannya dari dalam dan luar negeri.

Dari beberapa toko yang disinggahi, Sripo memasuki Yayasan Kerajinan Amai Setia Koto Gadang, yayasan yang didirikan oleh Rohana Kudus (1884-1972).

Rohana adalah kakak perempuan Soetan Sjahrir, seorang jurnalis perempuan pertama di Sumatera Barat yang juga pendiri Surat Kabar Soenting Melajoe.

Di yayasan ini, selain menjual kerajinan perak karya masyarakat setempat, dijual juga pelbagai macam selendang, kain, jilbab hingga pakaian adat khas masyarakat Koto Gadang.

Berita Rekomendasi

Susi Munardi dan Ratna Gustini bersama Sekretaris Yayasan Amei Setia, Irawati menjelaskan, beberapa ciri khas sulam Koto gadang.

Antara lain, sulam suji cair, sulam kapak peniti, tarawang papan, tarawang fillet, tarawang kumbang, sulam kalengkang yang banyak dipakai untuk mempercantik selendang, baju kurung, gamis dan jilbab.

Untuk selembar selendang yang dikerjakan dengan sulam tangan selama tiga sampai enam bulan, akan dipercantik lagi dengan renda bangku.

Langganan Ibu-ibu Pejabat

Harga satu lembar selendang bisa mencapai harga Rp 3 juta rupiah karena tingkat kesulitan dalam mengerjakannya.

perak
Susi, dari Yayasan Amai Setia sedang mengerjakan renda bangku khas Koto Gadang, Sumatera Barat. (Sriwijaya Post/Theresia Juita)

Untuk membuat sulaman dibutuhkan sebuah meja panjang yang terbuat dari kayu untuk membentangkan kain di atasnya.

Sementara untuk membuat renda bangku yang berasal dari Belgia, membutuhkan sebuah meja bundar yang terletak di atas bangku.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas