Gelang Simpai Khas Dayak, Tak Bisa Pindah ke Lain Tangan
Dan uniknya lagi, pembuatan gelang khas suku Dayak Loksado, Kalimantan Selatan ini harus disesuaikan dengan pergelangan tangan si pemesan.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Gelang Simpai mungkin belum akrab sebagai oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Selatan.
Maklum saja, di sini memang sebenarnya tidak ada toko khusus yang menjual gelang ini karena hanya dibuat berdasarkan pesanan dan pemesannya harus mendatangi langsung perajinnya.
Dibuatnya pun tak dalam jumlah yang banyak, namun hanya ketika ada yang memesan.
Pembuatan gelang Simpai, di Taman Budaya Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Dan uniknya lagi, pembuatan gelang khas suku Dayak Loksado, Kalimantan Selatan ini harus disesuaikan dengan pergelangan tangan si pemesan.
Artinya, gelang yang dibuat hanya pas untuk si pemesannya dan tak bisa dilepas.
Jika hendak dilepas, harus memotong gelangnya.
Setelah itu tak bisa lagi dipakai sebab sudah rusak dan bahannya pun tak lentur.
Para perajinnya di Kalimantan Selatan banyak dijumpai di daerah perkampungan Dayak di perbukitan Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan di Desa Barikin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Belum lama ini, kru Banjarmasin Post beruntung bisa bertemu salah satu perajinnya dari Desa Barikin saat dia berkunjung ke Taman Budaya Kalimantan Selatan di Banjarmasin.
Namanya Rudiansyah.
Ketika itu sedang mengikuti Festival Karya Tari Daerah se Kalimantan Selatan sebagai pemusik mewakili kabupatennya di Taman Budaya Kalsel.
Dia sambil juga membuatkan beberapa gelang dan cincin Simpai ini di sela-sela kegiatannya di Taman Budaya.
Proses pembuatan gelang Simpai, di Taman Budaya Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Banyak seniman Kalimantan Selatan maupun mahasiswa jurusan seni yang tertarik minta dibuatkan gelang simpai kepadanya.