Taman Wisata Ngieng Jioh dan Gua Jepang, Menatap Wajah Lhokseumawe dari Ketinggian
Taman wisata Ngieng Jioh atau bermakna menatap di kejauhan, menjadi spot yang tepat untuk melihat kemolekan wajah Kota Lhokseumawe.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Serambi Indonesia/Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Taman wisata Ngieng Jioh atau bermakna menatap di kejauhan, menjadi spot yang tepat untuk melihat kemolekan wajah Kota Lhokseumawe.
Kota yang dikenal sebagai jantung ekonomi Aceh itu secara geografis diapit oleh laut.
Perusahaan migas dan pupuk yang menjadi komoditi andalan kota industri tersebut terlihat mencolok di tengah pemukiman penduduk.
Cerobong-cerobong pabrik dengan api menyala menjilat langit terlihat kontras di tengah laut nan biru yang membentang sepanjang selat malaka.
Taman Wisata Berkonsep Kota Hijau
Taman Wisata Ngieng, di Desa Blang Panyang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumwe, Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Taman Wisata Ngieng Jioh masuk dalam program pengembangan kota hijau kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan pemerintah kota setempat.
Tempat ini sekilas terlihat sederhana.
Hanya ada tugu dan pamplet yang dilengkapi dengan bangku taman.
Namun panorama yang disuguhkan membuat tempat ini cocok untuk lari sejenak dari hiruk pikuk kota.
Bangku-bangku taman yang terbuat dari tembok dan menghadap langsung ke laut lepas yang terletak di ketinggian bukit membuat kita bisa menatap paras Lhokseumawe sejauh mata memandang.
Pagi dan sore hari menjadi saat yang tepat untuk berkunjung karena matahari tidak segarang siang hari.
Ditambah lagi semilir angin dari pepohonan dan ilalang yang memeluk kawasan wisata itu benar-benar membuat kita serasa dibuai.
Wisata Sejarah Gua Jepang
Gua Jepang, di Desa Blang Panyang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumwe, Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Selain Taman Wisata Ngieng Jioh, adalagi Gua Jepang yang masih berada dalam areal yang sama.
Gua Jepang merupakan gua pertahanan yang digunakan oleh serdadu ‘Negeri Matahari Terbit’ pada masa pendudukan Jepang yaitu sebelum kemerdekaan RI.
Terowongan gua buatan yang dilapisi tanah kapur itu sudah ada sejak tahun 1942.
Terowongan dengan tinggi sekitar 200 meter ini mempunyai 7 lorong. 3 di antaranya merupakan lorong pertahanan yang mengarah langsung ke laut, sedangkan sisanya terletak di belakang gua yang berfungsi untuk jalur darurat.
Pun begitu sejak dibuka untuk umum pada Januari 2015, objek wisata yang masuk dalam program pengembangan kota hijau itu telah dilengkapi dengan penerangan yang cukup.
Jadi tak perlu khawatir menjajal Gua Jepang karena sepanjang terowongan pendaran lampu akan membantu penglihatan anda.
Begitu juga halnya dengan keamanan, Gua Jepang yang telah berumur 73 tahun itu terbukti tak kokoh walau Aceh kerab digoyang gempa dahsyat.
“Setiap harinya kami bisa kedatangan 100–200 pengunjung, namun kalau Hari Minggu jumlahnya bisa membludak mencapai 500 orang. Mereka berasal dari Aceh mulai dari Sabang dan juga kota-kota lain di Indonesia seperti Medan dan Jakarta,” ujar seorang pemandu wisata, Muamar.
Lokasi Wisata
Pemandangan di Taman Wisata Ngieng, di Desa Blang Panyang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumwe, Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Baik Gua Jepang mau pun Taman Wisata Ngieng Jioh keduanya terletak di Desa Blang Panyang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumwe.
Lokasi wisata yang satu ini kerab kali menjadi setting pembuatan video klip lagu-lagu daerah serta pembuatan film dokumenter.
Tujuan wisata sejarah yang dipadukan dengan konsep kota hijau ini berjarak sekitar 5 Km dari arah timur jantung Kota Lhokseumawe.
Untuk menuju kemari kita bisa memakai jasa angkutan umum yang melintasi Jalan nasional Banda Aceh-Medan.
Lokasi menuju kawasan wisata itu tepat berada di samping makam pahlawan.
Namun karena baru-baru ini saja dibuka membuat akses jalan dari makam pahlawan ke lokasi wisata yang berada di ketinggian bukit yang berundak-undak belum terjamah aspal.
Jadi bagi pelancong tidak disarankan berkunjung kemari saat hari hujan karena kondisi tanah yang becek akan menyulitkan perjalanan yang berjarak sekitar 1 Km.
Tarif dan Waktu Berkunjung
Untuk mengunjungi wisata ter-mainstream di Lhokseumawe tersebut kita hanya perlu membayar tarif parkir Rp 5.000.
Jika anda ingin memasuki Gua Jepang, cukup menambah Rp 2.000 saja.
Tempat ini buka dari pukul 08.00-18.00 WIB, kecuali Hari Jumat yang khusus buka usai jam Salat Jumat yaitu petang hari hingga tutup pukul 18.00 WIB.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menghormati Hari Jumat yang oleh umat muslim merupakan hari mulia lagi terbaik di antara semua hari.
Meskipun alakadar, namun anda tak tak perlu khawatir karena penganan kecil maupun minuman pelepas dahaga dijajakan oleh para pedagang di areal lokasi wisata.
Jarak yang ditempuh serta tantangan medan yang berundak-undak akan terbayar sebegitu menginjakkan kaki dan melepas pandang menatap paras Kota Lhokseumawe nan menawan dari ketinggian.