'Berburu 'Strike' di Negeri Laskar Pelangi'
Dengan laut yang masih asli dan jauh dari pemandangan kotornya sisa-sisa penambangan timah
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Menyebut nama Pulau Belitung, otak kita sering langsung tertuju pada film legendaris "Laskar Pelangi'. Ya karena pulau tersebut saat ini telah identik dengan film yang diambil dari buku karya putra Belitung, Andrea Hirata.
Namun tahukah Anda kalau pulau yang juga sering disebut Belitong tersebut menjadi salah satu surganya para pemancing? Ya! Belitong saat ini juga banyak didatangi oleh para pemancing dari luar Bangka Belitung.
Dengan laut yang masih asli dan jauh dari pemandangan kotornya sisa-sisa penambangan timah, Pulau Belitung menjadi salah satu lokasi yang banyak didatangi oleg para pemancing, terutama dari Jakarta dan sekitarnya.
Saat ini para pemancing datang ke Belitung selain untuk berburu 'strike' juga untuk menikmati pemandangan laut.
Pemancing yang juga salah satu pendiri Belitung Fishing Community (Belfic), Parto mengatakan, turis-turis mancing ini mulai ramai datang ke Negeri Laskar Pelangi sejak sekitar tiga tahun yang lalu. Film 'Laskar Pelangi' diakuinya menjadi salah satu pencetus terus meningkatnya para turis ini.
"Setelah banyak yang datang karena ingin melihat langsung situs-situs Laskar Pelangi, sebagian dari mereka juga penasaran ingin memancing. Sekarang sudah banyak yang datang khusus untuk memancing," jelas Parto.
Selain menjanjikan ikan-ikan ukuran sedang hingga cukup besar, jelasnya, di Belitung hampir semua lokasi lautnya banyak ikannya. Selain itu, di Belitung juga ada spot-spot khusus untuk mencari ikan tertentu, misalnya ikan tenggiri dan ikan kakap.
"Kalau sedang musimnya, di sekitar Pulau Lengkuas banyak ikan tenggiri. Biasanya banyak orang mancing dengan cara casting maupun trolling," ujarnya.
Untuk spot-spot casting dengan ikan karang ukuran jumbo seperti kue atau giant trevally (GT) dan kakap besar, terang Parto, di sekitar Pulau Belitung banyak karangnya sehingga sangat banyak ditemukan lokasinya. Namun secara khusus lokasi yang disukai antara lain sekitar delta di muara Sungai Sijuk dan Pulau Gersik.
"Kami juga pernah 'strike' dan dapat ikan GT seberat 20 kg di muara Sungai Sijuk," terangnya.
Namun karena daerah Belitung lautnya agak dangkal, lokasi untuk jigging agak sulit ditemukan.
Tak heran, saat ini bila di akhir pekan banyak kapal yang terpakai oleh para pemancing, sehingga bila pesannya terlambat seringkali pemancing sulit mendapatkan kapal. "Biasanya untuk mancing akhir pekan, pesan dulu seminggu sebelumnya," kata Parto.
Meski demikian, sewa kapal mancing di Belitung masih sangat terjangkau oleh para pemancing. Untuk kapal berukuran 3 ton dan kapasitas enam pemancing, para pengusaha kapal untuk mancing hanya memungut biaya sebesar Rp 600 ribu per hari.
"Ada yang agak besar dan sudah dilengkapi dengan GPS (ground positioning system) dan fish finder (alat pencari ikan) harganya sekitar Rp 800 ribu," jelas Adi, salah satu motoris kapal mancing.
Ian Aditama, pemancing asal Pemalang, Jawa Tengah yang kini tinggal di Tangerang mengatakan, Belitung menjadi salah satu tempat yang cukup favorit untuk mancing.
Saat bersama Tribunnews.com, Ian mendapatkan puluhan ikan dari bermacam-macam jenis, mulai dari kakap, kerapu GT dan ikan seminyak. "Saat ini katanya lagi sepi, tapi dapatnya juga satu boks ukuran besar juga," ujarnya.
Belitung menjadi lokasi mancing favorit bila dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di luar Jawa, karena lokasi ini masih cukup murah.
Menurutnya, untuk akomodasinya masih relatif terjangkau, tiket pesawat Jakarta-Tanjungpandan juga masih terbilang cukup murah, masih ada yang di bawah Rp 500 ribu. Sedangkan bila tidak ada kenalan untuk menginap, penginapan dan hotel di sana juga masih banyak yang harga murah juga.
"Lebih seru lagi kalau kalau mancing bersama-sama dengan teman-teman akrab kita," ujarnya. (Hendra Gunawan)