Pedalaman Wamena di Lembah Baliem, Papua, Inilah Anugerah Tuhan di Ujung Timur Indonesia
Tak ubahnya gejala optik di langit, Papua menawarkan budaya dan bentang alam heterogen, mulai dari perairan dangkal, pesisir, hingga pegunungan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Seorang warga bersedia mengantarkan mereka hingga Tangma. Katanya, kampung itu sudah dekat.
Melewati satu bukit, lalu kami akan tiba di tempat tujuan.
Perjalanan berisikan panorama indah pusat kota Wamena, honai yang tersusun rapi di bagian lembah.
Martin dan kawan-kawan juga mendapati pemandangan kebun masyarakat yang mereka kelola dengan kearifan lokal.
Mereka mendapatkan pengetahuan mengelola lahan pertanian dari leluhur.
Lahan yang mereka kerjakan terkadang memotong kontur, namun kami tidak pernah mendengar berita bencana longsor.
Suara gemericik sungai mulai terdengar, ternyata benar, beberapa ratus meter ada sungai yang alirannya tidak terlalu deras, namun air telihat jernih.
Jalur kami harus melewati sungai itu. Untuk mencapainya, kita harus menuruni medan yang cukup terjal.
Tentu untuk menuruni rute ini dengan hati-hati.
Sejenak mereka membasuh muka, lumayan menyegarkan.
Yang melegakan hati, mereka kerap berpapasan dengan kaum ibu yang baru pulang dari kebun.
Senyum mereka selalu menghiasi wajah. Keramahan khas Baliem.
"Kami memang sering main ke Papua. Tapi, setelah menjelajahi lebih jauh Wamena, kami merasa puas. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Ternyata, kehidupan pedalaman Papua itu begitu berwarna dan beragam. Kami sangat senang dan puas!" tukas Martin dengan gembira.
Sekadar informasi, rute yang dijelajahi Martin dan kawan-kawan itu saat ini menjadi salah satu rute populer bagi pelancong—dalam dan luar negeri—saat menyinggahi Wamena.
Papua memang begitu indah—yang menawarkan bianglala kehidupan di batas akhir.
Tentu, kita bisa mewujudkannya dengan menyiapkan segala sesuatu sejak jauh hari.
Sisihkanlah waktu dan anggaran kita untuk menuju petualangan di ujung timur Indonesia.
Perencanaan yang baik adalah kunci dari semuanya.