Kue Delapan Jam Khas Palembang, Hidangan Wajib Para Bangsawan
Jangan bilang pernah ke Palembang kalau belum mencicipi kue khas wong kito yang disebut Kue Delapan Jam.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Siti Olisa
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Jangan bilang pernah ke Palembang kalau belum mencicipi kue khas wong kito yang disebut Kue Delapan Jam.
Seperti namanya, proses memasak kue ini memang membutuhkan waktu sekitar delapan jam.
Tapi bukan karena namanya yang membuat kue ini menjadi sangat berarti di kalangan masyarakat Palembang, melainkan rasanya.
Kue Delapan Jam dikenal dengan rasanya yang legit dan membuat ketagihan bagi siapa saja yang mencicipi.
Kue ini dibuat dari bahan-bahan khusus, seperti telur bebek atau telur ayam, mentega, dan susu dan bahan-bahan lainnya.
Karena tidak menggunakan tepung, kue Delapan Jam memiliki tekstur yang lembut.
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat berbagai jenis kue yang dijual di Pasar Cinde. Selain kue delapan jam, juga tersedia kue lapis, kue kojo dan maksubah. (Sriwijaya Post/Siti Olisa)
Konon katanya, dahulu kue ini hanya boleh dinikmati oleh kalangan bangsawan Palembang.
Tapi sekarang, kue khas dengan warna kecokelatan ini bisa dinikmati siapa saja.
Jika tidak mau repot membuat, apalagi menunggu berjam-jam untuk membuat kue ini, Anda bisa membelinya di sejumlah toko kue di Palembang.
Salah satu tempat yang mudah dijumpai adalah toko-toko penjual kue di Pasar Cinde di Jalan Jenderal Sudirman.
Di sini, tidak hanya kue Delapan Jam yang dijual. Beberapa jenis kue khas Palembang juga ada, seperti maksubah, kue kojo maupun kue lapis.
Di lantai dasar Pasar Cinde bagian depan, ada sekitar 10 pedagang kue khas Palembang.
Namun perlu diingat, jika berniat ke sana, datanglah siang hari sekitar pukul 07.00-17.30.