Sego Tempong, Nasi Pedas Khas Banyuwangi yang 'Menampar' Lidah
Kuliner khas kabupaten di ujung Timur Jawa ini membawa indera pengecap kita menjelajahi rasa ala banyuwangian: manis, asam, dan asin, sekaligus pedas.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM -Tak lengkap kalau ke Banyuwangi tanpa mencicipi nasi tempong.
Kuliner khas kabupaten di ujung Timur Jawa ini membawa indera pengecap kita menjelajahi rasa ala banyuwangian: manis, asam, dan asin, sekaligus pedas yang menampar.
Nasi tempong adalah nasi dengan sambal pedas yang menggigit khas Banyuwangi dengan paduan rasa segar tomat ranti, terasi, cabai rawit, dan jeruk sambal.
Sambalnya selalu segar karena dibuat langsung begitu kita memesan makanan.
Meski dikenal pedas, pembeli bisa mengatur sendiri level pedas yang diinginkan, mau yang pedasnya malu-malu, sedang, atau yang menampar.
Nasi tempong biasanya disajikan hangat, dengan paket lauk gorengan yang serba gurih, seperti tempe, tahu, perkedel jagung, dan ikan asin.
Biasanya penjual juga menyediakan lauk opsional yang bisa ditambah, seperti telur dadar, cumi asin, ayam goreng, ikan laut, hingga rempeyek alias iwak peyek.
Sayur rebus, seperti labu siam, genjer, bayam, terong, dan kemangi, pun melengkapi hidangan rakyat itu.
Nasi tempong awalnya adalah makanan bekal ke sawah. Biasanya makanan itu disajikan dalam porsi besar.
Nasi yang lengkap tersebut menjadi suplai energi bagi petani setelah bekerja keras di sawah.
Sambalnya yang menyengat membuat nasi tempong segera populer menjadi makanan yang banyak dicari.
Kini banyak sekali warung dan restoran yang menjajakan nasi tempong sebagai menu utama.
Salah satu warung nasi tempong yang ternama adalah warung Mbok Tik di Jalan MT Haryono, depan radio VIS FM, Banyuwangi.
Warung Mbok Tik selalu laris, bahkan hampir tak pernah sepi.