Sego Tempong, Nasi Pedas Khas Banyuwangi yang 'Menampar' Lidah
Kuliner khas kabupaten di ujung Timur Jawa ini membawa indera pengecap kita menjelajahi rasa ala banyuwangian: manis, asam, dan asin, sekaligus pedas.
Editor: Malvyandie Haryadi
Warung kaki lima itu hanya mempunyai meja sebaris.
Setiap malam, warung ramai oleh para pembeli, sebagian besar masyarakat Banyuwangi, sebagian lagi adalah para pelancong yang ingin mencicipi kuliner khas Banyuwangi.
Rudi, salah satu pelanggan Mbok Tik dari Surabaya, mengatakan, sambal yang dibuat oleh Mbok Tik istimewa pedasnya.
Sambal itu berbaur dengan daun kemangi mentah dan menciptakan rasa pedas sekaligus segar saat dikunyah.
Pedasnya tempong juga diimbangi dengan segarnya rasa tomat ranti dan sedapnya terasi.
Budayawan Hasnan Singodimayan mengatakan, sego tempong yang notabene makanan rakyat merepresentasikan kekayaan hasil bumi dari Banyuwangi.
Nasi berasal dari beras banyuwangi yang terkenal pulen.
Nasi itu disantap dengan sambal dari gerusan rawit kawasan penghasil cabai Wongsorejo, dilengkapi lauk dari hasil laut dari pesisir Selat Bali, serta berpadu dengan rasa manis labu siam, sayur genjer, hingga terong dari kaki Gunung Ijen.
Dari sepiring nasi tempong, kekayaan rasa Banyuwangi pun serasa lengkap dicecap.