Bukit Batas, bak Raja Ampatnya Kalimantan Selatan
Jika cuaca cerah, pemandangan matahari terbit dan tenggelam di puncak bukit ini indah sekali.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Meski pemandangannya tak seindah di Raja Ampat Papua, namun banyak kalangan di Kalimantan Selatan menyebut gugusan pulau kecil di Bukit Batas ini bak Raja Ampat.
Jika cuaca cerah, pemandangan matahari terbit dan tenggelam di puncak bukit ini indah sekali.
Bukit Batas, letaknya di Desa Bukit Batas, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Posisinya di seberang waduk Riam Kanan.
Belakangan ini banyak para pelancong lokal ataupun backpacker yang senang berwisata ke sana.
Namanya juga bukit, jalan menuju ke sana tentu saja harus mendaki dan menyeberang sungai.
Lisa Ariani, gadis warga Banjarmasin, pernah ke sana bersama teman-temannya.
Untuk bisa menikmati pemandangannya yang indah, dia menginap semalam di sana.
Di bukit itu tak ada penginapan atau rumah penduduk. Jadi, kalau menginap ya harus di alam terbuka, tidurnya di dalam tenda.
Di sana tak ada penyewaan tenda dan peralatan berkemah. Jadi, pengunjung harus membawa peralatan sendiri.
Gadis yang biasa disapa Icha ini mengaku sangat menikmati petualangannya kala itu.
"Menyenangkan. Walaupun keliling menyisir bukit sampai ke puncaknya capek banget, tapi pas sampai puncak rasanya terbayar semua kelelahan tadi. Pemandangannya indah banget," ujarnya.
Menuju ke sana, dia berangkat dari Banjarmasin ke Dermaga Riam Kanan sekitar satu jam naik kendaraan pribadi.
Kendaraan pribadinya diparkir di dekat dermaga ini. Semalam biayanya Rp 8.000.
Nah, dari dermaga ini, harus menyeberang sungai ke Desa Bukit Batas menggunakan transportasi air yang disediakan oleh warga setempat, yaitu kelotok.
Untuk tarifnya pulang pergi Rp 300.000.
Setelah tiba di desa ini, barulah pendakian dimulai.
"Waktu itu saya dan teman-teman mendaki sekitar satu jam. Perjalanannya cukup seru karena berjalan kaki melewati desa dan hutan," ujarnya.
Soal makanan dan minuman, tak perlu khawatir karena selama di perjalanan banyak yang menjual makanan dan minuman.
Waktu itu, kata Icha, memulai pendakian menjelang sore sehingga bisa melihat pemandangan matahari tenggelam dari kaki bukit itu.
Tak ketinggalan, pemandangan matahari terbitnya dari puncak bukit ini adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu para pelancong.
"Soal itu nggak bisa komentar deh. Susah dijelaskan dengan kata-kata karena saking indahnya," katanya.
Sembari menikmati pemandangan matahari terbit, enaknya sambil menyantap makanan dan minuman yang panas-panas.
"Kalau saya waktu itu sih sambil makan mi kuah panas-panas, sekalian sarapan. Enak banget kok subuh-subuh di atas bukit itu, sambil menikmati pemandangan matahari terbit, udaranya sejuk, panorama alamnya indah sambil makan dan minum yang panas-panas itu sesuatu banget," ujarnya.
Berkemah di puncak bukit ini bak hidup di alam liar.
Tak ada kamar mandi di sana, hanya ada toilet kecil ala kadarnya untuk sekadar buang air besar.
Untuk keperluan air, bisa turun sebentar mengambil di sungai.
Untuk mandi, dia dan teman-temannya waktu itu memilih berenang di sungainya saat hendak pulang.
Sampai di dermaga Riam Kanan baru ada kamar mandi dan mereka membilas badan serta ganti baju di sana.
Itu jika berangkat menggunakan kendaraan pribadi.
Mau lebih murah lagi dan ala backpacker?
Coba saja ikut mendaftar jadi peserta rombongan travel trip ke bukit ini.
Di sini, ada penyedia jasanya, yaitu Camp Outdoor Service and Rent.
Penyedia jasa travel ini membuka trip tiap akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu.
Hingga sekarang, mereka ini sudah mengadakan 25 kali trip ke bukit tersebut dengan kuota peserta maksimal sekitar 15-16 orang.
Kalau ikut jasa travel ini, anda cukup membayar Rp 150.000 per orang.
Dengan biaya itu, anda diberikan banyak fasilitas oleh pengelolanya, yaitu transportasi kelotok dari Riam Kanan ke Bukit Batas (PP), tenda, matras, kantung tidur, bantal angin, lampu penerangan, makan malam, sarapan pagi dan minuman hangat.
"Rp 150.000 itu di luar retribusi memasuki obyek wisata Riam Kanan, parkir di dermaga dan retribusi memasuki Desa Bukit Batas," kata pengelolanya, Dedi Setia Rahman.
Bagi yang tertarik menjadi peserta trip Bukit Batas ini, biasanya akan diminta berkumpul di Dermaga Riam Kanan.
Namun sayangnya, dari Kota Martapura yang merupakan ibu kota Kabupaten Banjar, perjalanan ke dermaga ini sangat jauh, sekitar 17 kilometer dan tak ada akses kendaraan umum ke sana.
Biasanya pengunjung atau warga setempat menggunakan kendaraan pribadi.
Sayangnya, bagi anda yang dari luar Kabupaten Banjar atau Kota Banjarbaru yang dekat dengan Kabupaten Banjar, terpaksa harus keluar ongkos tambahan jika ingin ke dermaga ini.
Misalnya, jika anda dari Banjarmasin, bisa menggunakan angkutan umum Colt L300 dari Terminal Kilometer 6, ambil jurusan ke Martapura.
Kemudian turun saja di tugu perempatan Kota Banjarbaru dan Kota Martapura. Tarif angkutannya Rp 15.000 per orang.
Dari Banjarmasin setelah bertemu perempatan tugu ini, menuju ke dermaga Riam Kanan, ambil jalan yang lurus saja.
Jika tak menggunakan kendaraan pribadi, mungkin bisa menggunakan jasa ojek, namun tarifnya bisa dipastikan mahal karena mengingat jarak tempuhnya yang jauh tersebut.
Dan sayangnya lagi, Camp Outdoor Service & Rent ini tidak menyediakan jasa antar jemput pesertanya ke rumah masing-masing.
"Jika mau, peserta biasanya kami tunggu di Dermaga Riam Kanan. Anda tertarik dan ingin ke Bukit Batas ala backpacker, bisa bergabung dengan kami. Untuk pembayaran, bisa transfer dulu uang panjarnya. Kalau berminat bisa menghubungi kami di nomor HP 082234432250, PIN BB 26E17C59 dan Facebook: Camp," katanya.