Sate Kerang Medan, Tidak Dibakar Tapi Bumbunya Meresap dan Gurih
Bumbu sate diracik dari resep tradisional hingga meresap hingga ke daging kerang dan rasanya sangat gurih.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Kerang ini kami bersihkan sehingga pembeli yang makan tidak bakal merasakan ada pasir seperti kerang-kerang lain,” kata Rahmat.
Bersama kakaknya, Suliyana, pada 2012 Rahmat berhasil mencari cara pengemasan sate kerang agar awet dan tahan lama.
Dengan begitu, panganan ini pantas dijadikan oleh-oleh khas Medan bagi para wisatawan.
Sate kerang yang memiliki beragam pilihan rasa seperti orisinal, pedas manis, dan pedas ini dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau.
Isi 10 tusuk dihargai Rp 50 ribu atau pertusuknya Rp 5 ribu.
Bagi pembeli asal luar Medan yang ingin membawa sate kerang ini ke daerahnya, Rahmat menyediakan kemasan khusus terbuat dari kertas aluminium yang memungkinkan sate bisa bertahan lama dan dibawa ke kabin pesawat dan tahan 24 jam.
Malahayati, pelanggan, menuturkan bahwa sate kerang Medan buatan Rahmat dikenal berasa gurih dan pas di lidah banyak orang.
Ia pun kerap menjadikan sate kerang buah tangan bagi saudara-saudara ataupun teman-temannya di banyak kota di Tanah Air, bahkan di luar negeri.
"Bumbunya terasa, dagingnya juga gak berpasir, jadi punya khas sendiri," katanya.