Tradisi Ramadan di Riau, Mandi Bersama hingga Rebutan Itik Terbang
Ribuan masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi Petang Pegang, turun bersama-sama ke sungai yang sudah dijadikan lokasi Petang Megang.
Editor: Mohamad Yoenus
Acara Petang Megang ini tidak hanya dihadiri oleh penduduk setempat.
Warga yang berasal dari luar kota biasanya juga rela jauh-jauh datang untuk ikut serta atau sekedar menyaksikan acara tahunan tersebut.
Dani misalnya, warga dari Kabupaten Pelalawan yang ikut menyaksikan Petang Megang di Pekanbaru mengaku sangat senang ikut dalam iven tersebut.
Setiap tahun, kata dia, menyempatkan waktu mengikuti acara tersebut.
Tradisi Petang Megang di Sungai Siak Pekanbaru.
Tradisi ini membuat jalur-jalur di Pekanbaru mengalami kemacetan karena ribuan warga menggunakan jalan yang sama menuju Sungai Siak.
Anggota Komisi E DPRD Riau, Ade Hartati Rahmad menilai, kegiatan Petang Megang sebenarnya bisa dijadikan sebagai salah satu ikon pariwisata di Riau jika dikemas dan dikembangkan dengan bagus.
“Jika kegiatan Petang Megang tersebut bisa dikembangkan dengan bagus, tentu itu bisa dijual untuk ajang promosi wisata. Karena di daerah lain ini tidak ada, ini perlu jadi program prioritas. Untuk itu, penting juga peningkatan infrastruktur daerah wisata di sana,” ujar Ketua Fraksi PAN DPRD Riau ini.
Dia menambahkan, kelemahan pariwisata di Riau selama ini memang terletak pada pola promosi, dan jarang didengungkan.
Sehingga Riau hanya dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam saja selama ini.
“Riau sebenarnya punya potensi wisata yang layak dijual, namun butuh promosi yang lebih intens. Petang Megang ini misalnya, sebenarnya ini merupakan sudah jadi tradisi tahunan sejak dulu. Kalau ini dipromosikan keluar, tentu tidak hanya masyarakat kita saja yang akan melihat, dan menyaksikan pariwisata ini,” ujarnya.