Pakkat, Pucuk Rotan yang Jadi Menu Lalapan Khas Orang Mandailing
Bagi wisatawan luar kota atau luar negeri bisa dibuat pangling, lantaran tak banyak yang menyangka kalau pucuk rotan ternyata bisa dimakan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Jauh-jauh hari sebelum bulan puasa, para penjual harus sudah memesan pucuk rotan muda dari Tapanuli Selatan.
“Dalam sehari saya bisa menjual 300 hingga 500 pucuk rotan setiap harinya selama bulan puasa,” kata Adin.
Ia menambahkan, untuk mengolah pucuk rotan agar bisa dimakan, pakkat harus dibakar sampai luarnya menghitam dan isinya melembut.
Kemudian, isi dalam bambu tersebut dikeluarkan.
"Isinya bewarna putih beras dan sudah bisa langsung dilahap bersama kecap asin atau dicampur bawang," jelasnya.
Marwan Hasibuan, penikmat pakkat, menuturkan biasanya makan pucuk rotan untuk lalapan bersama sambal bawang karen lebih nikmat.
“Pucuk rotan biasa saya makan bersama nasi untuk menambah kenikmatan dan nafsu makan saat sahur dan buka puasa, karena penjual pakkat juga adanya cuman bulan puasa, ” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.