Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ziarah ke Makam Kyai Mojo di Minahasa, Sang Penasihat Spiritual Pangeran Diponegoro

Mereka menikahi gadis bermarga Supit, Sahelangi, Tombokan, Rondonuwu, Karinda, Ratulangi, Rumbayan, Malonda, Tombuku, Kotabunan, dan Tumbelaka.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Ziarah ke Makam Kyai Mojo di Minahasa, Sang Penasihat Spiritual Pangeran Diponegoro
Tribun Manado/Finneke Wolajan
Makam Kyai Modjo di Kelurahan Wulauan, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulut. 

Kyai Rifai adalah seorang ulama yang juga menikah dengan wanita Minahasa dan memiliki banyak keturunan.

Untuk sampai ke Makam Kyai Modjo, harus mendaki sejumlah anak tangga, hingga ke makam.

Anak tangga ini terlihat rapi dan bersih, diteduhi rimbun dedaunan dan dihiasi rerumputan hijau segar. Secara keseluruhan, makam ini terlihat bersih dan terawat.

Makam Kyai Modjo, satu-satunya makam di dalam kompleks yang memiliki undakan sembilan.

Di dalam cungkup Makam Kyai Mojo terdapat makam beberapa orang pengikutnya.

Makam Kyai Modjo
Makam pengikut Kyai Modjo di Minahasa.

Cungkup makam KH Hasan Maulani, yang dikenal juga dengan sebutan Eyang Lengkong, karena berasal dari Desa Lengkong, Garawangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kyai Hasan, yang oleh orang Kuningan disebut Eyang Menado, ditangkap Belanda pada 1837 lalu dibawa ke Ternate.

Berita Rekomendasi

Dari sana dipindahkan ke Kema, dan tiga bulan kemudian dibawa ke Kampung Jaton.

Selain Kyai Ahmad Rifai dan Kyai Hasan Maulani, Kampung Jaton juga menjadi tempat pembuangan para pejuang penentang penguasa kolonial Belanda yang berasal dari Aceh, Banjarmasin, Padang, Palembang, Saparua, dan Sumatera Selatan.

Di kawasan itu pula tampak makam para pengikut Kyai Modjo.

Beberapa kali Kyai Modjo oleh pemerintah Belanda melalui surat dan perantara agar beliau berdamai dengan Belanda.

Pemerintah Belanda menjanjikan kepada beliau akan diberikan kedudukan dan jabatan apabila Kyai Modjo berdamai dengan pemerintah Belanda.

Namun karena semangat kepahlawanan Kyai Modjo dengan tekad mengusir Belanda dari Pulau Jawa pada masa itu, maka segala bujukan Belanda ditolaknya.

Pada akhir tahun 1828 beliau ditangkap melalui suatu tipu muslihat dan dibuang ke Minahasa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas