Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Blusukan di Gang Melbourne, Australia, Wisatawan Harus 'Tersesat' untuk Menikmatinya

”Blusukan” di Melbourne, Australia, kini ditawarkan sebagai paket wisata. Ada kejutan menarik di setiap lika-liku gang, termasuk risiko tersesat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Blusukan di Gang Melbourne, Australia, Wisatawan Harus 'Tersesat' untuk Menikmatinya
Stefanus Akim/Tribun Pontianak
Satu sudut Melbourne, yaitu Victoria Market yang banyak menyediakan jajanan termasuk Chinese Food dan Asian Food umumnya. 

Gedung ini meski telah berubah menjadi pusat perbelanjaan modern, tetapi keaslian bentuk bangunannya tetap dipertahankan.

Kejutan

Banyak kejutan menyenangkan selama blusukan.

Mulai dari celah antar-bangunan gedung yang disulap menjadi kafe dengan iringan musik jazz hingga dekorasi-dekorasi indah dari gerai pada berbagai gedung dengan gaya arsitektur Eropa yang terus dirawat keberadaannya.

Gang yang bersih dan digunakan untuk berbagai tempat usaha menjadi salah satu daya tarik tur blusukan gang di Melbourne, Victoria.

Gedung tua yang kini digunakan sebagai pusat perbelanjaan antara lain The Block Arcade yang berada di Jalan Collins.

Mulai dari pintu masuk hingga sepanjang lorong gedung karya arsitek David C Askew pada tahun 1891 itu, pengunjung disuguhi pemandangan mozaik dari potongan kecil porselen yang tertata rapi membentuk beraneka motif menarik.

Berita Rekomendasi

Pada atap salah satu gerai yang terletak di pintu masuk gedung itu terdapat lukisan indah bergambar perempuan dan malaikat yang dibuat oleh pelukis Phillip Goatcher pada tahun 1907.

Menurut kabar, lukisan ini dibuat atas permintaan perusahaan mesin jahit Singer yang membuka ruang pajangnya di tempat itu.

Di bekas gerai Singer yang kini digunakan untuk tempat penjualan pakaian itu terdapat antrean pengunjung yang memanjang hingga ke luar gerai teh dan kue Hopetoun.

Mereka mengantre di gerai yang dibuka oleh istri gubernur Victoria pada tahun 1892 itu untuk mendapatkan kesempatan melakukan tradisi minum teh sembari memakan kue pada sore hari.

”Tradisi minum teh merupakan peninggalan koloni Inggris yang masih mereka jalankan hingga saat ini,” tutur Danae.

Selama berjalan kaki menyusuri gang dan memasuki berbagai gedung tua itu, kami juga diajak untuk berinteraksi langsung dengan sejumlah pemilik gerai tersebut.

Para pemilik usaha yang disinggahi pun menyambut dengan ramah meski mereka tengah sibuk melayani tamu.

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas