Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bangsring Under Water, Surga Penyelam di Timur Pulau Jawa, Juga Bisa Berenang dengan Hiu

Wisatawan bisa menikmati wisata bahari seperti rumah apung, snorkeling, diving, renang bersama anak hiu serta memberi makan ikan laut di Selat Bali

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Bangsring Under Water, Surga Penyelam di Timur Pulau Jawa, Juga Bisa Berenang dengan Hiu
Ira Rachmawati/Kompas.com
Memberi makan ikan di rumah apung Bangsring Under Water di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Jika Anda pecinta keindahan laut dan hobi menyelam, datanglah ke Banyuwangi.

Kabupaten di Jawa Timur ini mempunyai destinasi wisata bahari yang bernama Bangsring Under Water.

Bangsring Under Water berada di Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo yang berjarak sekitar 27 kilometer dari kota Banyuwangi menuju utara.

bangsring
Snorkeling di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur. (Kompas.com/Ira)
 

Wisatawan bisa menikmati wisata bahari seperti rumah apung, snorkeling, diving, renang bersama anak ikan hiu serta memberi makan ikan laut liar yang ada di Selat Bali.

Saat snorkeling, wisatawan bisa menikmati eksotisme pemandangan bawah laut yang dipenuhi dengan terumbu karang, koloni soft coral dan aneka ikan hias.

Pemandangan tersebut sudah bisa dinikmati di kedalaman 50 sentimeter.

Tidak ada biaya yang ditarik kepada wisatawan yang akan masuk ke Pantai Bangsring.

Berita Rekomendasi

Wisatawan hanya akan dibebankan biaya sewa peralatan snorkeling dengan biaya yang sangat terjangkau.

Selain itu, wisatawan bisa juga berenang bersama anak ikan hiu di keramba rumah apung.

Ada sekitar 5 anakan ikan hiu yang saat ini dirawat oleh nelayan Pantai Bangsring yang sering digunakan sebagai ajang uji nyali berenang bersama anakan ikan hiu oleh para pengunjung.

"Awalnya anakan ikan hiu tersebut tidak sengaja terjaring nelayan. Karena terluka akhirnya kami meletakkannya di keramba rumah apung. Aman kok kalau berenang dengan anakan ikan hiu karena sudah jinak," jelas Ikhwan Arief, Ketua Kelompok Nelayan Bangsring Samudra Bakti kepada KompasTravel, Minggu (21/6/2015).

Rumah apung yang berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai tersebut mempunyai ukuran 27 x 7 meter dengan bangunan semacam gubuk dan dilengkapi toilet.

Selain itu ada juga kolam keramba yang berukuran 3x3 meter yang berisi berbagai macam ikan yang berada di seputaran Pantai Bangsring.

Kolam keramba ini juga digunakan untuk pembelajaran masyarakat yang singgah di rumah apung untuk mengenal berbagai macam jenis ikan yang ada di wilayah perairan Bangsring.

Untuk menuju ke rumah apung, wisatawan bisa menggunakan boat dengan membayar Rp 10.000.

"Aman karena jika wisatawan ingin berenang bersama anakan ikan hiu atau pun berenang sambil memberi makan ikan akan tetap diawasi oleh pemandu dari nelayan Bangsring," kata Ikhwan.

Bangsring Under Water dikelola oleh kelompok nelayan Bangsring Samudra Bakti.

Sebagaian besar nelayan tersebut adalah nelayan ikan hias yang menangkap ikan menggunakan potas dan bom sehingga merusak terumbu karang yang berada di sekitar Pantai Bangsring.

"Penangkapan ikan menggunakan potas dan bom tersebut dilakukan secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun. Sehingga kondisi perairan di sekitar sini rusak parah. Kami nelayan ikan hias harus mencari ikan sampai keluar perairan sini karena efek dari penangkapan penggunaan potas dan juga bom," ujar Ikhwan Arief.

Hingga akhirnya dia berinisiatif mengajak para nelayan untuk menangkap ikan dengan cara ramah lingkungan serta memperbaiki terumbu karang yang rusak dengan membuat apartemen ikan serta tranplantasi terumbu karang.

"Secara logika kami berpikir jika rumahnya sehat maka penghuninya akan banyak. Begitu juga terumbu karang yang baik maka ikan akan banyak datang karena selain untuk rumah ikan, terumbu karang juga digunakan untuk ikan bertelur," jelasnya.

Perjuangan para nelayan Pantai Bangsring sejak tahun 2008 akhirnya membuahkan hasil.

Terumbu karang mulai tumbuh subur di wilayah yang telah menjadi wilayah konservasi.

Pengunjung pun mulai berdatangan untuk menikmati keindahan panorama bawah laut yang ada di Selat Bali tersebut.

Termasuk juga ketika kelompok nelayan mendapatkan bantuan berupa rumah apung yang dijadikan sebagai sarana pembelajaran masyarakat untuk mencintai lingkungan laut.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas