Coba Lihat, Apa Beda Kerak Telor Betawi di Jakarta Dibanding yang di Pasar Ramadan Lampung Ini?
Kerak telor khas Betawi tak hanya ada di Jakarta. Di Pasar Ramadan Lapangan Merah Enggal Bandar Lampung, juga ada!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Bagi para penggemar kuliner, pasti sudah tidak asing mendengar nama Kerak Telor.
Makanan khas masyarakat betawi ini konon sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Tapi buat anda yang ingin menikmati kerak telor khas orang Jakarte di Lampung, kunjungi Pasar Ramadan Lapangan Merah Enggal Bandar Lampung..
Yah, makanan khas tradisional penduduk asli Jakarta tersebut hadir di Bandar Lampung selama Bulan Ramadan.
Persis dengan pedagang asli di Jakarta, pedagang kerak telor disini menggunakan gerobak yang menjadi tempat penyimpanan beras dan segala keperluan membuat kerak telor.
Penjual kerak telor di sebuah pasar Ramadan di Lampung (Tribun Lampung/ Heru Prasetyo)
Uniknya, pedagang kerak telor di Pasar Ramadan Lampung ini merupakan pedagang kerak telor yang biasa mangkal di Jakarta Fair, Kemayoran.
Hal itu berdasarkan pengakuan sang empunya lapak dan juga kertas penanda pengenal berdagang di kawasan PRJ Kemayoran yang ada di gerobak dagangannya.
"Saya memang sebelumnya pernah dagang di PRJ. Tapi kalau di Lampung ada kegiatan, saya ikut berdagang di sini," tutur pemilik nama Durahman pada Tribunlampung.co.id.
"Seperti event ulang tahun Bandar Lampung, Lampung Fair atau Pasar Ramadan kayak gini," lanjutnya menerangkan kegiatan pemerintah yang biasa diikuti.
Telur Bebek dan Ayam
Untuk harga kerak telor yang dijajakan pria paruh baya ini pun sangat terjakau, harga kerak telor ayam dipatok mulai dari Rp 13.000 dan kerak telor bebek mulai dari Rp 15.000.
"Jadi buat warga Lampung silakan yang ingin menikmati makanan khas betawi yang disukai Si Pitung dan Benyamin S dateng aja dimari," ujar dia ramah.
Tak ubahnya kerak telor yang dijajakan di daerah lain, penganan ini masih mengandalkan cita rasa gurih dan legit sebagai kekuatannya.
Tapi bagi anda yang ingin menikmatinya, harus bersabar, karena si pemilik lapak tidak menyediakan kerak telor siap bawa. Anda harus sabar menanti proses masak yang memakan waktu kurang lebih 15 menit.
Kuliner yang kerap identik dengan kegiatan Pekan Raya Jakarta tersebut mengandalkan bahan-bahan seperti, beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang goreng.
Penjual kerak telor sedang meracik dagangannya (Tribun Lampung/ Heru Prasetyo)
Tidak lupa, racikan yang membuat citarasa gurih kerak telor yaitu bumbu halus di dalam kelapa sangrai, cabe merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.
Bagi warga Lampung, cara memasak kerak telor yang unik menjadi pemandangan tersendiri.
Mulai dari proses memasak telor yang dimasukkan kedalam wajan tanpa menggunakan minyak.
Kemudian saat telor setengah matang dan wajan dibalik menghadap panas arang dari anglo adalah momen yang menarik.
"Masaknya memang begini, ini biar beras ketannya bener-bener jadi kerak. Kan itu yang buat enak," jelas pria paruh baya yang telah belasan tahun membuat kerak telor.
Setelah permukaan telor agak sedikit gosong, kerak telor diangkat dan diberi bumbu lalu siap dihidangkan.
Kerak telor sama sekali tidak menggunakan kompor, melainkan anglo dan arang. Cara memasak dengan anglo ini digunakan untuk menjaga rasa khas dari kerak telor yang gurih dan legit.
Walaupun banyak penganan tradisional hadir di Pasar Ramadan Bandar Lampung, kerak telor tetap mempunyai tempat di hati warga.
Kerak telor selalu laris manis menjadi santapan yang diserbu warga yang hadir.
"Rasanya gurih, unik sieh. Ada gurih dari kelapa itu, terus rasanya keras-keras gimana gitu dari ketan yang kebakar.
Ini kali kedua kebetulan aku beli, karena orang rumah ternyata suka," ungkap Destina seorang pengunjung yang mengantre kerak telor untuk berbuka.