Parade Makanan Tradisional hingga Makanan Langka Aceh
Tak kurang 1.000 porsi makanan atau minuman disuguhkan setiap harinya.
Editor: Mohamad Yoenus
Tak kurang 1.000 porsi makanan atau minuman disuguhkan setiap harinya.
Di sini kita bisa menyantap dan mereguk salah satu khazanah kuliner nusantara.
Kenduri Asam Keueng di Festival Kuliner Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Hari pertama diisi dengan memasak masakan tradisional Aceh yaitu kuah asam keueng.
Kuah dengan citarasa asam pedas itu merupakan salah satu makanan khas Aceh yang memakai asam sunti (belimbing yang dikeringkan) yang menghasilkan rasa asam dan cabai rawit yang menghasilkan rasa pedas.
Asam sunti merupakan bumbu ‘wajib’ yang hadir hampir di semua masakan khas Aceh.
Selanjutnya ada kudapan khas Aceh yang sudah langka.
Seperti kue keuribong dari Kabupaten Pidie.
Penganan ini menggunakan beras ketan sebagai komposisi utama yang dimasak dengan air nira.
Adalagi pisang bui ie, yaitu pisang yang di jus dan ditambahkan susu, khas dari Kabupaten Aceh Besar.
Tak ketinggalan menu selera nusantara, nasi goreng yang dimasak dengan bumbu khas Aceh.
Makanan tersebut mendapat tambahan asam sunti, cabai rawit, dan teri. Rasa gurih dan pedas nasi goreng ala Aceh terasa nendang di lidah.
Kenduri apam atau serabi hadir menyemarakkan festival kuliner Aceh 2015.
Kenduri apam di Festival Kuliner Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Di Aceh, makanan sejenis serabi itu bukan sekedar penganan biasa.
Masyarakat yang berdiam di provinsi ujung barat Indonesia itu lazim membuatkannya pada Bulan Ra’jab.