Makam Ratu Bagus Kuning di Palembang Dijaga Kera Berusia 21 Tahun
"Kondor…kondor, makan-makan… sini kumpul”. Demikian Nasir sang juru kunci biasa memanggil kawanan kera itu.
Editor: Mohamad Yoenus
Meskipun demikian, tidak tercantum masa hidup dan riwayat masing-masing tokoh.
Makam-makam itu berbentuk persegi panjang dengan ukuran bervariasi.
Makam yang ukurannya terlebar adalah makam Panglima Bisu, dengan ukuran sekitar 1x2 meter, makam itu bersebelahan dengan makam Puteri Kembang Dadar. Sebagian nisan yang terdapat pada makam itu tidak asli lagi.
Nisan makam Ratu Bagus Kuning yang dibuat dari kayu bukan nisan asli.
Nisan yang masih asli antara lain terdapat pada makam Tubagus Karang, Puteri Kembang Dadar, dan Panglima Bisu.
Menurut juru kunci Ratu Bagus Kuning, Muhammad Nasir, seluruh makam di kompleks itu dikeramatkan.
"Setiap bulan, pasti ada saja orang yang datang berziarah,” kata Nasir.
Nasir mengatakan, kekeramatan tidak hanya menyelimuti makam, ratusan kera yang turun-temurun menempati kompleks makam itu dipandang bukan kera biasa.
Kera berbulu abu-abu ini diyakini keturunan laskar, pasukan Ratu Bagus Kuning.
Bahkan kera tertua yang dipanggil kondor diyakini sudah berusia 21 tahun.
Nasir menuturkan, kera-kera itu tidak setiap saat menampakkan diri di kompleks makam.
Apabila pengunjung dianggap kurang menyenangkan, kawanan kera itu akan menghindar.
Pengunjung yang dianggap tidak tertib di kompleks makam juga sering mendapatkan masalah.
"Ada yang saat keluar dari bangunan makam tersandung, atau terlempar. Ada yang percaya bahwa hal itu disebabkan kelakuan yang tidak tertib," ujar Nasir.