Masjid Agung Al Makmur Bergaya Timur Tengah Senilai Rp 17 M, Hibah Sultan Oman untuk Aceh
Tak tanggung-tanggung, rumah Allah bergaya Timur Tengah itu menelan biaya hingga Rp 17 miliar.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Masjid Agung Al Makmur, Lampriek-Banda Aceh menyimpan sejarah tersendiri di belakangnya.
Masjid yang menampung sekitar 2.000 jemaah tersebut merupakan hibah dari Sultan Oman, Qabus Bin Said.
Adalah musibah gempa dan tsunami yang meluluh lantakkan Bumi Serambi Mekkah pada Desember 2004 yang membuat Kesultanan Oman tergerak mengulurkan tangan.
Tak tanggung-tanggung, rumah Allah bergaya Timur Tengah itu menelan biaya hingga Rp 17 miliar.
Lantai dalam masjid dilapisi permadani dan dindingnya dihiasi dengan kaligrafi ayat Al Quran dan lainnya.
Menariknya lagi masjid ini dibangun memenuhi persyaratan respons gender di mana disiapkan kamar berwudu dan bersuci khusus untuk kaum perempuan dan juga penyediaan tangga naik bagi penyandang cacat.
Masjid ini dibangun mirip masjid di Timur Tengah yang memiliki 2 menara dan 1 kubah.
Bagian atas Masjid Agung Al Makmur Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Sejarah Berdiri
Masjid Agung Al Makmur atau yang belakangan populer dengan nama Masjid Oman berdiri di atas lahan 7.000 M2.
Lahan tersebut merupakan wakaf Pemerintah Kota Banda Aceh dan Tgk Hj Ainul Mardhiah Ali.
Masjid ini mengurai pasang surut dan melewati perjalanan panjang sebelum berdiri seperti sekarang.
Berawal pada tahun 1958 tatkala warga muslim Kampung Bandar Baru (sekarang Lampriet) belum mempunyai rumah ibadah.
Saat itu tempat ibadah dipusatkan di sebuah rumah yang tidak ditempati, di Jalan Pari, Desa Lampriet, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.